“Kalau hari ini baru lagi pasar ini boleh ramai lagi saya pikir, kita merefresh ke belakang ketika pasar inpres dulu pertama dibangun yang ada hanya orang – orang atau saudara – saudara kita dari Bima. Orang – orang asli pada waktu lalu belum ada,” tuturnya.
Warga menari Padoa di pelataran Pasar Prailu. Padoa merupakan tarian khas susku Sabu Raijua dan lazimnya digelar malam hari yang menggambarkan sukacita dan kebersamaan - Foto : Tangkapan layar youtube Prokopim Sumba Timur
“Kalau hari ini orang masih ogah untuk berjualan di sini, saya yakin dan percaya, 5 tahun 10 tahun yang akan datang orang akan berlomba – lomba untuk mendapatkan lapak di sini. Oleh karena itu yang sudah berjualan di sini yakinlah, bahwa ada harga yang harus dibayar, kalau 5, 10 tahun yang akan datang Bapak, ibu, suadara – saudari sekalian yang sudah menempati lapak ini pasti mendatangkan manfaat nilai tambah secara ekonomi,” papar Khristofel lenbih lanjut yang kembali mendapatkan aplaus hadirin.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu
Artikel Terkait