“Dalam pemahaman saya, ketika memberikan penyuluhan harus memberikan indikator jelas tentang stunting. Karena indikator tidak hanya berdasarkan pada pengukuran. Saya mau data awal pemdampingan dan akhir pemdampingan itu jangan hanya dilihat dari indikator pengukuran apakah anak itu stunting atau tidak tapi analisis juga masalah kesehatan yang dialami oleh anak, urainya.
Tidak hanya itu, Titus Umbu juga berharap materi yang disampaikan dapat dipahami juga setelah dilakukan intervensi diajukan dalam laporan sehingga menjadi temuan dan penetapan intervensi untuk tahun berikutnya. Tidak semua bergantung pada dana tetapi juga pada kebijakan Kesehatan.
Ke depannya Titus Umbu berharap pendampingan tidak sebatas dengan pemaparan materi, karena kurang efektif. Kendati demikian sebagai langkah awal pihaknya mendoakan program ini dapat berjalan lancar dan diikuti oleh warga dan berdampak pada penurunan angka stunting
Dalam kesempatan itu juga dilaksanakan Pengenalan Mahasiswa Pendamping Stunting dan Penandatangan Program Kerja Sama oleh Kepala Desa Pambotanjara dan Ketua Prodi Keperawatan Waingapu, Maria Kareri Hara. Lankah ini dilakukan sebagai bentuk sinergi untuk mencegah stunting terus menjadi problem di Desa.
“Pendampingan mahasiswa bisa menjadi salah satu langkah kebersaaman untuk mencari strategi mencegah stunting. Mohon pendampingan dari bapak kepala desa. Kita sama-sama memberikan pemahaman pada orang tua untuk lebih sadar memberikan anak makanan yang sehat jangan keseringan mengkonsumsi jajanan yang tinggi glukosa sehingga naka enggan untuk konsumsi makakan lain yang lebih bernutrisi,” urainya.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu
Artikel Terkait