“Kita ada di Sumba Timur ini tentunya dengan adat dan tradisi serta kearifan lokalnya yang mesti kita hargai dan lestarikan. Kalau di tempat lain ada istilah manten tebu, di sini pada tanggal 24 Juli lalu telah pula dilakukan proses atau Ritual Hamayang dengan menghadirkan tetua adat atau Wunang Hamayang,” ungkap Budi diamini Endro.
Dalam Ritual Hamayang yang juga dihadiri para sesepuh adat dan kepercayaan Marapu di sekitar kasawan perkebunan dan pabrik gula itu, Budi Hediana menguraikan juga menghadirkan Tokoh Masyarakat, perwakilan penyerahan lahan, pengurus koperasi, juga perwakilan masyarakat Desa Wanga dan karyawan PT MSM.
“Oleh Tokoh Adat yang melakukan Ritual Hamayang dikatakan dari hasil penglihatan atau penerawangan unsur hewan dan telur ayam yang di persembahkan disimpulkan bahwa pekerjaan tahun ini sudah berjalan dengan baik termasuk hasil panen yang baik dan menjanjikan,” urai Budi Hediana.
Ritual Hamayang yang dilaksanakan oleh Tetua Adat atau Wunang Hamayang sesuai keperrcayaan Marapu dilaksanakan di kawasan perkebunan sebelum dilakukannya penebangan dan giling perdana tebu PT MSM di Sumba Timur - Foto Kolase : iNewsSumba.id
Untuk diketahui, PT MSM merupakan perusahaan yang fokus pada pengembangkan industri perkebunan tebu dan pabrik gula. Sejak kehadirannya di Sumba Timur, perusahaan ini berupaya mengedepankan spirit Grow in Harmony.
Gula Kristal Putih dengan brand “Sumba Manis” dan mengusung tagline “Dari Sumba Untuk Indonesia” menjadi produksi andalan PT MSM.
“Brand dan tagline ini mempunyai tujuan yang diharapkan bisa lebih mengenalkan dan mengangkat citra daerah Sumba ke Indonesia terkhususnya dalam upaya mendukung pemerintah dalam swasembada gula pasir,” pungkas Budi Hediana.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu
Artikel Terkait