Kisruh PBNU: Undangan Zionis Berkowitz Bagai Titik Api yang Membakar Rumah NU

Tim iNews
Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dalam konferensi pers di Kantor PBNU, Jakarta, Minggu (23/11/2025) malam-Foto: Felldy Aslya Utama

BANGKALAN, iNewsSumba.id — Wawancara eksklusif dengan Rais Syuriah PBNU, KH Imam Buchori, mengungkap satu fakta mencolok: bahwa kisruh besar di tubuh PBNU bermula dari satu keputusan yang dianggap fatal, yakni mengundang Peter Berkowitz, tokoh yang disebut berafiliasi Zionis, ke forum kaderisasi nasional NU.

Keputusan itu diambil oleh Tanfidziyah PBNU di bawah kendali Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf. Langkah ini disebut mengabaikan peringatan dari Syuriyah. "Itu merusak marwah NU," tegas Kiai Imam.

Menurutnya, bagi kalangan pesantren, isu dukungan terhadap Palestina bukan sekadar geopolitik. Ia sudah menjadi etika, sejarah, dan posisi moral organisasi. Kehadiran figur yang berseberangan dengan sikap tersebut otomatis memantik reaksi keras.

Namun, undangan terhadap Berkowitz bukan bermula dari ruang kosong. Imam Buchori menyebut keputusan itu merupakan salah satu bentuk disharmoni antara Ketum dan Sekjen. Konflik keduanya telah lama menjadi ganjalan, dan insiden ini seolah menjadi titik ledak.

Sesaat setelah polemik mencuat, jajaran Syuriyah PBNU menggelar pertemuan penting. Hasilnya: Risalah Rapat Harian Syuriyah yang meminta Gus Yahya mundur dalam tiga hari.

Risalah itu menyulut panas internal PBNU. Di berbagai daerah, para kiai dan kader mulai mempertanyakan arah kepemimpinan Tanfidziyah. Sebagian meminta langkah cepat untuk mengembalikan marwah organisasi, sementara sebagian lain menilai perlu kehati-hatian agar NU tidak terjebak dalam perpecahan.

Gus Yahya merespons dengan nada tenang namun tegas. Ia menolak mundur dan menegaskan bahwa mandat yang diterimanya dari Muktamar bersifat penuh lima tahun. Ia menyebut tak pernah terbesit meninggalkan amanat itu di tengah jalan.

Meski begitu, tekanan internal masih tinggi. Mekanisme pleno yang akan menentukan figur pelaksana tugas Ketum menjadi agenda yang ditunggu berbagai pihak. Syuriyah menegaskan proses itu harus formal dan melibatkan seluruh unsur PBNU.

Undangan terhadap Berkowitz kini tercatat sebagai blunder yang mengubah dinamika organisasi. Satu keputusan, satu tamu, satu forum, kini menjadi pusat badai yang mengguncang rumah besar NU.

Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network