JAKARTA, iNewsSumba.id — Jagat media sosial beberapa hari terakhir diramaikan dengan 17+8 Tuntutan Rakyat. Dari desakan transparansi hingga investigasi kasus tertentu, tuntutan itu dianggap sebagai ekspresi ketidakpuasan publik. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa akhirnya buka suara.
Menurutnya, suara itu muncul dari kelompok masyarakat yang merasa belum mendapat keadilan ekonomi. “Mungkin ada yang terganggu, merasa hidupnya masih kurang. Itu wajar, tapi kita harus jawab dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi,” katanya.
Purbaya menegaskan strategi utama pemerintah adalah menggenjot ekonomi hingga mencapai 6–7 persen per tahun. Jika itu tercapai, menurut dia, keresahan sosial otomatis mereda. “Kalau orang sibuk kerja dan hidup lebih layak, mereka tidak akan memilih demo,” ujarnya.
Namun realitas di lapangan tidak semudah teori. Belanja pemerintah yang diharapkan mampu menjadi motor penggerak justru mengalami kontraksi di awal 2025. Kondisi ini berimbas pada melambatnya perputaran ekonomi nasional.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu
Artikel Terkait
