Gelombang massa itu berbuah konsekuensi politik. PAN resmi menonaktifkan kedua politisi sekaligus selebritas tersebut dari kursi DPR RI, efektif per 1 September 2025.
Viva Yoga Mauladi, Wakil Ketua Umum PAN, menyebut keputusan ini demi menjaga nama baik partai dan merespons situasi nasional. Ia menegaskan, PAN tidak bisa menutup mata terhadap keresahan publik yang semakin membesar.
Kasus ini menegaskan: politik bukan sekadar soal pidato dan pencitraan. Ketika kepercayaan publik runtuh, konsekuensinya bisa menghantam dari rumah hingga kursi parlemen.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu
Artikel Terkait