Sampah organik kelapa pasca diambil santannya baik berupa ampas perasan kelapa, tempurung dan sabut juga bisa dimanfaatkan oleh para anggota komunitas. Ampas kelapa kata Umbu Arnold untuk pakan ternak, tempurung untuk bahan bakar, dijadikan arang atau kerajinan juga sabut kelapa bisa pula diolah menjadi keset atau aneka hasil kerajinan lainnya yang kini terus dikembangkan.
Terkait hambatan yang dihadapi komunitas ini, Umbu Arnold menyatakan tidak ada yang tidak bisa dihadapi dalam kebersamaan. Paling – paling sebut dia adalah jika musim penghujan diperhadapkan dengan sulitnya atau perlunya waktu tambahan pergi dan pulang dari tempat yang sediikit jauh untuk mengumpulkan kelapa. Selain itu tentu pemasaran yang masih terbatas, atau belum terlampau luas.
Sebagian aktifitas pengolahan miinyak goreng sehat dan VCO oleh anggota komunitas Uma Kokur di Desa Tanamanang, Kabupaten Sumba Timur - Foto : Dion. Umbu Ana Lodu/iNewsSumba.id
“Kalau soal pemasaran memang masih belum banyak atau masih terbatas. Sejak berdiri kami pasarkan melalui mitra UMKM seperti dapur Madex di Kawangu, Koppesda serta di kantor dan sekretariat organisasi Cipayung yang ada di kota Waingapu,” tukasnya.
Harga jual untuk minyak goreng, kata Umbu Arnold Rp10 ribu/botol kemasan 250 ml. Sementara untuk VCO dijual dengan harga Rp50 ribu/botol juga dengan kemasan yang sama.
Pada kesempatan ini, Umbu Arnold yang saat itu didampingi oleh Rambu Rolin, salah satu anggota komunitas juga menjelaskan sekaligus menegaskan manfaat dan harapannya terkait buah karya dari Komunitas ini.
“Kalau VCO sejak lama dimanfaatkan untuk kesehatan Rambut, juga kaya akan vitamin E. Selain itu memilhara kekebalan tubuh, kaya akan anti oksidan hingga bagus untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah, tulang, fungsi hati juga kolesterol. Bisa juga melawan kanker, diabetes militus, dan jaga stamina serta kesehatan kulit, juga infeksi jamur. Karena itu jangan ragu untuk mengkonsumsinya,” urai Umbu Arnold.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu
Artikel Terkait