“Sudah rugi kalau jam 2 atau 3 sore mulai sudah agas banyak yang serang. Gigit kami semua hingga gatal – gatal dan bengkak kulit kaki tangan dan muka. Bahkan ada anak – anak yang sampai sakit. Kalau terus begini kami mau cari hidup baik bukan sakit! Ee saya kasih tinggal sudah,” timpal Taralandu.
Diakui Taralandu setelah dia tinggalkan pasar baru Prailiu, satu persatu pedagang akhirnya tinggalkan bangunan berkontruksi setengah tembok dan setengah tripleks itu. Sempat luntang - lantung tanpa penghasilan, akhirnya dia beranikan diri meminta lahan salah satu keluarga di Prailiu untuk dijadikan tempat jualan.
“Saya bilang sama yang punya tanah ini, nenek saya mau mati sudah tidak ada penghasilan tidak ada uang. Kasih saya tempat sedikit untuk bisa jual sayur. Jadi saya tempati sudah di sini, tidak ada biaya hanya bantu uang token listrik,” pungkas Taralandu yang berjualan aneka sayuran, dan kebutuhan dapur lainnya.
Sebelumnya, Rabu (9/11/2022) siang lalu, iNews.id dan rekan wartawan lainnya ditemani Lius Tede Lay, ketua RT 12 Kelurahan Prailiu menyambangi lokasi pasar baru prailiu. Kala itu terlihat sejumlah lapak telah jebol tak berkunci. Selain itu, lantai bangunan pasar nampak turun dan retak – retak.
“Hanya sekitar satu bulan setengah pedagang tempati setelah peresmian. Namun kemudian karena sepi dan minim bahkan tidak ada pemasukan, satu persatu pedagang kasih tinggal lapaknya di sini,” jelas Lius Tede.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu