WAINGAPU, iNewsSumba.id— Di tengah krisis iklim global, Pertemuan Nasional Lingkungan Hidup (PNLH) XIV WALHI di Sumba menghadirkan optimisme baru: solidaritas rakyat sebagai energi perubahan. Selama sepekan, ratusan anggota WALHI berkumpul, berdiskusi, dan akhirnya menetapkan kepemimpinan baru yang akan menakhodai organisasi lingkungan terbesar di Indonesia itu.
Boy Jerry Even Sembiring yang terpilih sebagai Direktur Eksekutif Nasional 2025–2029. Ia bersama Dewan Nasional membawa mandat berat: melawan dominasi ekonomi ekstraktif yang merusak bumi dan mengorbankan rakyat kecil.
“Soliditas adalah kunci. Proses pemilihan ini menunjukkan bahwa kita mengedepankan persaudaraan, keteladanan, dan kolektivitas. Itulah prinsip kerja kita melawan kekuatan kapitalistik,” kata Torry Kuswardono, satu dari tujuh Dewan Nasional WALHI terpilih.
Arie Rompas yang juga bagian dari Dewan Nasional WALHI menambahkan, perjuangan ekologis tidak bisa dilepaskan dari perjuangan demokrasi. “Keadilan ekologis harus berpijak pada daulat rakyat. Tanpa demokrasi yang substansial, semua upaya hanya akan jadi formalitas,” ujarnya.
WALHI menilai bahwa kebijakan pro-investasi seperti UU Cipta Kerja dan UU Minerba telah memperlemah kontrol lingkungan. Akibatnya, deforestasi, pencemaran, hingga kriminalisasi warga terus terjadi.
“WALHI akan menunjukkan wajah garangnya bagi setiap kebijakan yang meminggirkan rakyat. Negara harus berhenti melakukan tindakan militeristik. Saatnya kembali ke mandat konstitusi,” tegas Boy Jerry dalam konferensi pers yang di gelar di Kampung Raja Prailiu, Kamis (25/9/2025) sore tadi.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu
Artikel Terkait