Gerakan WALHI bukan hanya melawan, tapi juga membangun. Mereka merancang kampanye masif di tingkat lokal hingga internasional, memperkuat pendidikan politik rakyat, dan memperluas basis pengorganisasian.
Boy menyebut, kerja besar ini tidak mungkin ditanggung sendiri. “Kita membutuhkan keterlibatan petani, nelayan, masyarakat adat, anak muda, bahkan komunitas internasional. Hanya dengan solidaritas kita bisa pulihkan Indonesia,” katanya.
PNLH XIV WALHI di Sumba pun berakhir dengan semangat baru: gerakan ekologis berbasis rakyat, berani menghadapi oligarki, dan teguh memperjuangkan keadilan iklim.
Dalam wajah solidaritas itulah, WALHI meneguhkan diri: rumah gerakan rakyat yang akan terus berdiri di garda depan demi Indonesia yang adil dan lestari.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu
Artikel Terkait