get app
inews
Aa Text
Read Next : Tikar Aspirasi Bersama ULP-YH ala SKUY, Ajang Serap Harapan dan Saran Generasi Muda Sumba Timur

Elisabeth Kaita Lepir, Cita-cita jadi Tukang Sapu, Kini Satu-satunya Srikandi di DPRD Sumba Timur

Sabtu, 14 September 2024 | 11:33 WIB
header img
Elisabeth Kaita Lepir, perempuan yang awalnya bercita-cita sederhana, yakni jadi tukang sapu di kantor desa tapi justru jadi anggota DPRD Sumba Timur - Foto : iNewsSumba.id/Dion. Umbu Ana Lodu

SUMBA TIMUR, iNewsSumba.id - Awalnya hanya seorang pengrajin rumahan, yang perlahan-lahan menenun kain tenun ikat Sumba Timur. Lalu kemudian bercita-cita, menjadi tukang sapu di Polindes atau Kantor Desa. Namun upaya kerasnya, juga dukungan rakyat, dan tentunya takdir Tuhan menghendakinya menjadi anggota DPRD Sumba Timur. Inilah sekelumit kiasah Elisabet Kaita Lepir, satu-satunya perempuan yang terpilih dan dilantik menjadi anggota DPRD di Kabupaten yang bermottokan Matawai Amahu Pada Njara Hamu itu.

Kala itu, Senin (9/9/2024) siang sebanyak 30 orang anggota DPRD Sumba Timur dilantik. Mata undangan tak hanya tertuju pada Lundji Kaborang, anggota DPRD terpilih yang datang Bersama ke-4 isterinya, namun juga pada sosok Elisabeth Kaita Lepir, satu-satunya Perempuan yang terpilih dan dilantik sebagai wakil rakyat.

Perempuan asal Kelurahan Kawangu, lalu menikah dengan Nggaba Wangulangu asal Desa Kambatatana, Kecamatan Pandawai. Demikian informasi awal yang diperoleh iNews.id ketika menyambangi Elisabeth di ‘rumah besar’ milik orang tua suaminya di Kotak Pajurung.

“Saya tidak pernah bermimpi atau bercita-cita jadi anggota DPRD, Apalagi saya hanya tamatan SMP awalnya dan menikah dengan suami saya. Lalu saya layaknya ibu rumah tangga di sini hanya menenun dan tanam sayur. Namun seiring waktu saya ikut paket C,” jelas Elisabeth.

Ketika ijasah paket C sudah ditangannya, lanjut Elisabeth, dirinya ingin mengabdi di desanya, sekalipun tanpa gaji. Dia ingin menjadi pegawai di Kantor Desa ataupun Polindes.

“Saya sudah ada ijazah Paket C, lalu saya ingin mengabdi di desa cukup sebagai tukang sapu di Kantor Desa atau Polindes, tanpa gaji juga tidak apa-apa. Namun Tuhan baik, seiring waktu saya dipercayakan jadi aparat desa,” ungkap Elisabeth dengan suara tercekat dan mata sembab oleh tetesan air mata haru.

Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut