WAINGAPU, iNewsSumba.id — Suasana ruang sidang DPRD Sumba Timur, Rabu (3/12/2025) siang lebih hangat dari biasanya saat puluhan petani dari Lewa Raya mengeluarkan ultimatum keras kepada Depo Pertamina Waingapu. Mereka menegaskan hanya memberi waktu 3×24 jam bagi Pertamina untuk mengambil langkah nyata atas krisis solar yang semakin melumpuhkan aktivitas pertanian.
Empat kecamatan yakni Lewa, Lewa Tidahu, Nggaha Ori Angu, dan Katala Hamu Lingu yang dikenal sebagai sentra pangan Sumba Timur, kini berada di ambang kegagalan musim tanam akibat kelangkaan BBM untuk alat mesin pertanian (alsintan). Situasi inilah yang memantik kecaman dan rasa kecewa.
Ketua Asosiasi Petani Se-Lewa Raya, Yohanis Umbu Tunggu Djama, menyampaikan kritik tajam terhadap perwakilan Pertamina yang hadir tanpa membawa solusi konkret. Ia menilai jawaban mereka terlalu normatif dan tidak berpihak pada kepentingan petani.
“Dari tadi kita semua sudah beri masukan. Tapi jawaban Pertamina selalu sama: akan disampaikan ke pimpinan. Kalau begitu pimpinannya di mana? Kalau tidak bisa ambil keputusan, kenapa mereka diutus ke sini? Apa pimpinan Pak itu ada di surga?” ujarnya, disambut tepuk tangan para petani.
Yohanis menegaskan bahwa kesabaran petani sudah habis. Jika dalam tiga hari tak ada kebijakan tambahan kuota, penegakan aturan pembelian, dan perbaikan distribusi, maka aksi besar akan digelar di Kecamatan Lewa. “Jalan nasional akan kami blokade. Dampaknya tentu akan menghentikan suplai BBM ke Sumba Tengah, Sumba Barat, dan Sumba Barat Daya,” tegasnya.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu
Artikel Terkait
