SUMBA TIMUR, iNewsSumba.id – Beberapa hari terakhir media sosial, khususnya Facebook di Kabupaten Sumba Timur diramaikan dengan postingan sebuah foto yang kemudian menuai aneka tanggapan warganet. Sebagian besar tanggapan bernada kecaman terhadap perilaku seorang dalam foto itu.
Foto yang berlatar Bukit Piarakuku atau dikenal juga dengan Piarakuku Hills itu menampilkan dua orang pemuda berpose sangat dekat dengan patung utama spot itu. Pemuda yang berbaju biru dan mengenakan bawahan kain tenun ikat khas Sumba Timur berada di depan patung.
Tanggapan bernada kecaman dan juga sinis justru muncul dari warganet boleh jadi karena pemuda satunya yang memakai topi, plus mengalungkan kain tenun ikat di lehernya, dan atasan sweater dan bercelana biru, justru duduk di atas patung utama.
“Salah satu tempat wisata Piarakuku Hills .Teman teman berupaya menata ulang,memperbaiki ketika beberapa waktu lalu ada yang merusak.Sayangnya ada saja orang tidak menghargai karya saudara2 kita dengan cara seperti ini.Sungguh keterlaluan ini .Mari kita menjaga dan merawat,” tulis Rambu Ambu memberi caption pada foto yang dicopy dan turut dibagikannya di akun Facebooknya dilengkapi tagar Prihatin itu.
Pendeta Yuliana Ata Ambu selaku pemilik akun Rambu Ambu yang mengkritisi foto yang sempat menyebar dan menuai aneka kecaman itu, ketika dikonfirmasi Rabu (17/7/2024) siang lalu mengijinkan iNews.id untuk mencopy komentarnya. Tidak hanya itu, Pendeta senior yang menjadi gembala di Gereja Kristen Sumba (GKS) Payeti itu juga kembali mengutarakan rasa sesalnya.
“Yaa itu keterlaluan, yang lalu itu patung sudah di rusakkan, dan lalu menuai simpati banyak pihak. Lalu ada niat untuk memperbaikinya, tapi justru belum lama ini ada saja yang perlakukan hasil karya dan keringat orang seperti itu. Sangat disayangkan,” ungkap Pendeta Yuliana.
“Orang dari luar sanga menghargainya tapi justru kita sendiri yang abaikan dan berlaku demikian,” timpalnya lagi.
Adapula warganet yang memberikan komentar satir terkait perilaku pemuda yang duduk tepat di atas leher patung yang kepalanya itu pernah dirusak oleh sosok yang hingga kini masih misteri itu.
“om punya ganteng ju ngerii koh,” tulis akun Engky Willa menanggapi postingan akun Satria Kolla yang menyatakan rasa mirisnya di medsos Facebook pada 4 hari lalu itu.
Jeferson Ama saat meneriam kembali potongan kepala patung utama di Mapolsek Matawai Lapawu beberapa bulan lalu dan potongan kepala patung sesaat setelah ditemukan - Foto Kolase : istimewa
Jeferson Ama, yang merupakan inisiator dan pembuat patung itu dan sejumlah pahatan batu lainnya di spot Piarakuku Hills itu sudah tentu hatinya paling merasakan perih. Pasalnya, selain di waktu lalu karya-karyanya sudah dirusakkan oknum yang tidak bertanggungjawab dan belum juga diketahui pelakunya itu, kemudian diperparah dengan perilaku oknum yang juga terkesan hanya menebar gaya tapi abai pada penghargaan pada keringat dan hasil karyanya.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu
Artikel Terkait