Dalam kesempatan terpisah namun di tempat yang sama, Asnat Harakai, kakak dari Dokter Lely, menyatakan penyesalannya dengan sikap yang ditunjukan Kajari Sumba Timur, yang dinilainya mengusir keluarga dan warga lainnya yang bersimpati pada kondisi adiknya.
“Kami berusaha untuk mendampingi dan memberikan support karena kondisi adik kami, saudara kami sakit. Namun kami disuruh keluar dengan teriak – teriak seperti itu. Itu bagi kami di luar rasa kemanusiaan,” tandasnya.
Dikatakan Asnat, Kejari Sumba Timur juga sempat mengatakan telah berlaku baik karena sudah melepaskan rompi tahanan dan juga borgol yang sebelumnya dipakai oleh Dokter Lely. Hal mana pernyataan itu malah membuat hati keluarga dan warga lainnya merasa kian tersakiti. Pasalnya apa yang diungkapkan oleh penegak hukum pada keluarga yang memohon rasa kemanusiaan dan keadilan itu justru membuat hati keluarga tersakiti karena orang terdekat mereka diperlakukan layaknya teroris.
Gerbang masuk RSUD Umbu Rara Meha (URM) Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, NTT. Insert : Asnat Harakai, kakak Dokter Lely Harakai - Foto : iNewsSumba.id
“Drop di perjalanan tepatnya saat singgah di Kompi Brimob untuk meminta pengawalan bersenjata. Inilah yang mungkin membuatnya drop secara psikis apalagi dia sendirian dan tertekan,” ungkap Asnat ketika ditanya awal mula dropnya Dokter Lely.
Melalui sambungan telepon, Kajari Sumba Timur Victoris P. Purba, Minggu (12/11/2023) membantah telah mengusir keluarga Dokter Lely. Dikatakannya pihaknya memang meminta pihak keluarga dan warga lainnya yang tidak berkepentingan untuk menunggu di luar agar memberikan waktu dan ruang yang cukup bagi para medis pihak RSUD URM melakukan tugasnya dengan tenang dan profesional.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu
Artikel Terkait