SUMBA TIMUR, iNewsSumba.id – Prosesi pemakaman Almarhum Umbu Kanabu Ndaung, tokoh adat dan juga bangsawan dari Kampung Adat Praiyawang, Kecamatan Rindi, Kabupaten Sumba Timur, NTT, Kamis (25/5/2023) berlangsung dalam adat dan tradisi Sumba Timur dan keyakinan Marapu. Ribuan warga juga turut menjadi saksi peristiwa yang tergolong langka itu.
Sebanyak 43 rombongan adat dari Kabihu (Marga) terkait menghadiri pemakaman Almarhum yang sejatinya telah mangkat sejak 1 Januari 2022 lalu.
“Ada 43 rombongan adat dari rumpun keluarga terkait yang diundang, selain dari ribuan undangan umum. Almarhum seperti yang kita lihat bersama akan dikuburkan di kuburan Watu Mbeni yang punya kisah tersendiri saat dibangun dan ditarik batu kuburnya,” jelas Umbu Ngadu Ndamu, kerabat dekat mendiang Umbu Kanabu Ndaung beberapa saat sebelum prosesi penyembelihan 4 ekor ternak kerbau dan kuda dilaksanakan sebelum jenazah dimasukan ke dalam lubang makam yang berbentuk kuburan megalith khas setempat.
Lebih lanjut Umbu Ngadu Ndamu yang juga Sekretaris Daerah Sumba Timur itu menguraikan, Almarhum Umbu Kanabu Ndaung berasal dari marga atau kabihu Anamburung dan menempati kediaman yang disebut Uma Pendji.
“Uma Pendji ini di masa swapraja lalu merupakan istana dari swapraja Rindi Mangili. Di dalam rumah itu masih banyak peninggalan bersejarah yang bernilai tinggi dari sisi sejarah dan tradisi,” timpal Umbu Ngadu Ndamu.
Sebagian rombongan adat tiba dii pelataran Kampung Adat Praiyawang untuk ambil bagian dalam prosesi pengebumian almarhum Umbu Kanabu Ndaung, tokoh adat dan bangsawan di Kecamatan Rindi, Sumba Timur - Foto : Dion. Umbu Ana Lodu
Seperti disaksikan kala itu, warga dari berbagai wilayah dan juga profesi serta aneka latar belakang usia datang untuk menjadi saksi prosesi penguburan secara adat dan tradisi Marapu itu. Sesekali sebagian warga nampak panik dan berlari menghindari ternak kerbau dan kuda yang memberontak ketika ditebas dengan parang dan lalu meregang nyawa sebelum jenazah almarhum dimasukan ke liang lahat juga pasca dimasukan dan kuburannya ditutup seiring terbenamnya sang surya.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu
Artikel Terkait