SUMBA TIMUR, iNewsSumba.id – Direktorat Jenderal (Ditjen) Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) RI, Kamis (14/12/2023) menggelar evaluasi penanganan hama belalang kembara di Gedung Nasional Umbu Tipuk Marisi, Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur. Rencana tindak lanjut evaluasi penanganan hama serangga yang nama ilmiahnya Locusta Migratoria itu menyasar 4 Kabupaten Se Pulau Sumba.
Kegiatan ini merupakan program kerja sama antara Kementan RI, Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO) serta Universitas Gajah Mada (UGM). Beberapa ahli yang dihadirkan dalam evaluasi ini memaparkan pentingnya mengoptimalkan predator alami untuk pengendalian hama belalang kembara.
“Beberapa predator alami sebenarnya potensial untuk dioptimalkan guna pengendalian populasi belalang. Salah satunya adalah burung branjangan. Sayangnya burung jenis ini dulunya disebut banyak di Sumba namun kini kian berkurang populasinya karena perburuan,” tandas Prof Pramana Yudha salah satu anggota Tim dari UGM ketika dikonfirmasi iNews.id di sela – sela kegiatan itu.
Pramana juga mengkritisi belum efektifnya tindak lanjut dari Surat Edaran Bupati terkait larangan penangkapan dan perburuan burung. Hal itu kian menguat seiring dnegan pengamatannya hanya 2 lokasi dari 9 lokasi yang ternyata ada burung branjangan. Kedua lokasi itu yakni Papuu dan dan Londa Lima, yang mana pada saat itu hanya berhasil ditemukan hanya total tidak lebih dari 5 ekor burung branjangan.
“Perburuan burung branjangan ini terjadi karena tingginya permintaan dari luar daerah seperti halnya dari Jawa oleh para penggemar burung, apalagi harganya lumayan tinggi tawarannya,” timpal Pramana.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu