get app
inews
Aa Read Next : Jadi Mitra PT MSM, 2 Koperasi di Sumba Timur Dapat Bantuan Laptop dan PC

Evaluasi Pengendalian Hama Belalang di Sumba, Kementan dan UGM Tekankan Optimalisasi Predator Alami

Kamis, 14 Desember 2023 | 20:43 WIB
header img
Evaluasi penanganan hama belalang kembara di Gedung Nasional Umbu Tipuk Marisi, Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur - Foto : iNewsSumba.id

SUMBA TIMUR, iNewsSumba.id – Direktorat Jenderal (Ditjen) Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) RI, Kamis (14/12/2023) menggelar evaluasi penanganan hama belalang kembara di Gedung Nasional Umbu Tipuk Marisi, Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur. Rencana tindak lanjut evaluasi penanganan hama serangga yang nama ilmiahnya Locusta Migratoria itu menyasar 4 Kabupaten Se Pulau Sumba.

Kegiatan ini merupakan program kerja sama antara Kementan RI, Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO) serta Universitas Gajah Mada (UGM). Beberapa ahli yang dihadirkan dalam evaluasi ini memaparkan pentingnya mengoptimalkan predator alami untuk pengendalian hama belalang kembara.

“Beberapa predator alami sebenarnya potensial untuk dioptimalkan guna pengendalian populasi belalang. Salah satunya adalah burung branjangan. Sayangnya burung jenis ini dulunya disebut banyak di Sumba namun kini kian berkurang populasinya karena perburuan,” tandas Prof Pramana Yudha salah satu anggota Tim dari UGM ketika dikonfirmasi iNews.id di sela – sela kegiatan itu.

Pramana juga mengkritisi belum efektifnya tindak lanjut dari Surat Edaran Bupati terkait larangan penangkapan dan perburuan burung. Hal itu kian menguat seiring dnegan pengamatannya hanya 2 lokasi dari  9 lokasi yang ternyata ada burung branjangan. Kedua lokasi itu yakni Papuu dan dan Londa Lima, yang mana pada saat itu hanya berhasil ditemukan hanya total tidak lebih dari 5 ekor burung branjangan.

“Perburuan burung branjangan ini terjadi karena tingginya permintaan dari luar daerah seperti halnya dari Jawa oleh para penggemar burung, apalagi harganya lumayan tinggi tawarannya,” timpal Pramana.   

Ahli lainnya juga memaparkan pentingnya untuk jangka panjang penggunaan pestisida alami atau bio insektisida seperti jamur patogen. Jenis ini cukup efektif untuk mencegah perkembangbiakan belalang kembara.

Gandhi Purnama, selaku Ketua kelompok Substansi Pengendalian OPT Serealia Direktorat Tanaman Pangan mengatakan, penanganan hama belalang kembara dipulau Sumba khsususnya di Kabupaten Sumba Timur sudah berjalan sejak Juni 2022 dan terakhir pada Nopember 2023. Pihaknya juga sejak Februari 2023 lalu telah menerapkan proses pola penanganan mulai dari monitoring, pengendalian dan evaluasi. Proses dan pola penanganan juga sudah dlakukan dengan baik.

“Dari data kuantitatif itu kita sudah tau jumlahnya sekian dibandingkan dengan sebelumnya karena saya kesini dari tahun 2019 sampai sekarang jadi polanya sudah kelihatan,” tukasnya.

Dalam kesempatan terpisah namun di tempat yang sama, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Sumba Timur, Nico Pandarangga mengungkapkan, kegiatan evaluasi penanganan hama belalang kembara se-pulau Sumba ini, akan menentukan langkah ideal lanjutan yang akan diterapkan.

“Evaluasi ini menentukan untuk bagaimana kita memonitoring petugas OPT pengamat organisme dan masyarakat di semua kecamatan serta penyuluh. Semuanya akan saling berkolaborasi dan bersinergi agar mengetahui perkembangan belalang di lapangan dan langkah pengendaliannya,” papar Nico di sela – sela kegiatan yang sebelumnya dibuka oleh Lu Pelindima, Asisten Administrasi Umum Setda Sumba Timur dan diikuti oleh para camat dan sejumlah utusan dari desa dan tokoh masyarakat itu.

Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut