Sekda Povinsi NTT, Cosmas D. Lana di tempat yang sama menyampaikan, pembangunan jalan jembatan pada dasarnya bertujuan untuk 2 hal, yakni aksesibilitas dan mobilitas. Dia optimis dengan pembangunan jembatan kembar Liliba ini perkembangan ekonomi, sosial dan budaya di Kota Kupang akan bertumbuh serta membawa dampak yang luar biasa. Karena itu dia berharap pekerjaan ini bisa berjalan dengan baik dan benar.
Agustinus Junianto selaku Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah X NTT mengakui pembangunan duplikat jembatan Liliba merupakan buah perjuangan panjang selama kurang lebih 12 tahun. Dikatakannya, sejak tahun 2012 lalu, berkali-kali diusulkan namun dipending, karena berbagai persoalan, seperti pembebasan lahan yang belum tuntas, keterbatasan anggaran maupun berkas administrasi yang belum lengkap dan memenuhi syarat. Namun pihaknya terus berjuang karena ini merupakan kebutuhan masyarakat NTT pada umumnya dan Kota Kupang pada khususnya, hingga pada hari ini bisa terlaksana penandatanganan kontrak.
Para pejabat terkait berpose usai penandatangan kontrak duplikasi Jembatan Liliba oleh PPK 1.1 Provinsi NTT dan paket pengawasan teknik duplikasi Jembatan Liliba oleh PPK Pengawasan - Foto : Istimewa
Adapun proyek ini sesuai kontrak kerjanya menelan anggaran senilai Rp 72.413.655.000 dan bersifat multiyears dengan masa pelaksanaan 360 hari kalender atau hingga September 2024 mendatang.
“Harapannya bisa selesai lebih awal jadi pada upacara 17 Agustus 2024 mendatang warga Kota Kupang bisa menikmati jembatan baru atau jembatan kembar Liliba ini,” tandas Agustinus sembari menekankan bahwa upaya untuk memperoleh dana untuk duplikasi jembatan Liliba itu dilakukan dengan susah payah karena itu dirinya berharap penyedia jasa untuk bekerja dengan baik agar menghasilkan yang terbaik bagi masyarakat, juga didukung Pemkot Kupang dan para pihak terkait lainnya seperti PLN, Telkom dan PDAM dan masyarakat sekitar yang memiliki lahan.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu