SUMBA TIMUR, iNewsSumba.id – Masih terus bergulirnya wacana juga sinyalemen Pileg pada Februari 2024 mendatang menggunakan sistem proporsional tertutup seirng belum adanya penetapan Mahkamah Konstitusi (MK), disikapi beragam oleh sejumlah pihak. Di Sumba Timur, pengurus Partai Perindo dan Golkar sependapat agar Pileg Tetap Sistem Proporsional Terbuka.
Ketua Harian DPD Partai Golkar Sumba Timur, Ali Oemar Fadaq tetap berpikir positif pada harapan agar proporsional terbuka menjadi sistem Pileg mendatang. Hal itu diungkapkan pada iNewsSumba.id wartawan ketika ditemui belum lama ini.
“Total kita tolak kalau pakai sistem proporsional tertutup. Saya yakin dan masih berpikir positif MK tidak akan ambil putusan gunakan sistem proporsional tertutup,” tegas Ali yang juga menjabat Ketua DPRD Sumba Timur itu.
Lebih lanjut tandas Ali, jika sampai proporsional tertutup diputuskan MK dipastikan akan banyak aksi penolakan baik di pusat maupun daerah. Selain itu jika sampai terjadi, harus pula merubah sejumlah aturan dan undang – undang yang telah ada yang mana bisa berpotensi ditundanya Pemilu.
“Aneh tentunya jika putusannya menetapkan proporsional tertutup, karena itu seperti kita mundur ke belakang seperti jaman orde baru. Keterwakilan daerah juga akan berada dalam kondisi miris. Karena pengurus partai belum semuanya mewakili keterwakilan daerah, jadi itu akan membuat orang Jakarta akan caleg di NTT, Medan dan lainnya. Kasihan kalau sampai itu terjadi,” paparnya.
Terpisah Ridwan Untono, Ketua DPD Partai Perindo Sumba Timur juga mengungkapkan pendapat senada. Hal yang lebih miris, seperti pengunduran diri para caleg kata dia, berpotensi terjadi jika MK memutuskan proporsional tertutup.
“Banyak kader yang telah berkoban materi bahkan meninggalkan pekerjaan sebelumnya karena yakin berpolitik dan akan dapat kursi. Jadi kalau MK sampai bilang atau putuskan proporsional tertutup pasti akan ada yang mundur,” ungkap Ridwan.
Kendati demikian, Ridwan tetap menunggu sikap resmi dari pengurus pusat tentang langkah – langkah yang akan ditempuh jika sampai putusan MK menetapkan sistem proporsinoal tertutup. Namun demikian, sebut dia dalam diskusi internal kader dan simpatisan Perindo di Sumba Timur tetap berharap menggunakan sistem sebelumnya atau sistem proporsional terbuka.
“Kasihan jika sampai proporsional tertutup yang digunakan, kader dan caleg yang telah berdarah – darah dan dapat dukungan pemilih banyak tapi nanti yang duduk justru yang lain sama saja bohong. Ini kemunduran dalam demokrasi,” pungkas Ridwan.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu