Benarkah sekarang sedang terjadi fobia doorstop? Bila ini dialami oleh para pejabat pemangku kekuasaan, sebenarnya secara jujur sangat mungkin terjadi. Banyak pejabat yang memang tidak selalu nyaman dengan pertanyaan wartawan. Padahal justru di situlah nilai sebuah demokrasi sedang diuji, saat para pemimpin yang percaya diri tidak takut ditanya dan berani menjawab. Sejatinya, pemimpin yang benar-benar berpihak pada rakyat tidak akan pernah melarang wartawan untuk mengulik dan menguliti kebijakannya.
Sebaliknya yang khianat terhadap rakyat yang dipimpinnya akan selalu berlindung dan menghindari suara-suara rakyatnya. Lebih berbahaya lagi, bila fobia doorstop justru diberlakukan oleh para staf pejabat, yang selalu berupaya menyenangkan hati pimpinannya - dengan melindunginya dari suara-suara yang justru sebenarya diperlukan atasannya. Sungguh tragis, kalau ini yang terjadi. Doorstop adalah hak publik, bukan sekadar hak wartawan.
Jika hari ini seorang jurnalis dilarang bertanya, besok masyarakat bisa kehilangan haknya untuk tahu. Bila ini kita biarkan terus terjadi, sebenarnya kita bukan lagi sekedar berbicara soal jurnalisme - tetapi kita sedang menghadapi persoalan demokrasi yang mulai retak.
Jamalul Insan Anggota Dewan Pers 2019-2022
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu
Artikel Terkait
