Namun, kesedihan itu segera berubah menjadi tekad. Di hadapan masyarakat, Bupati perempuan pertama di Sumba ini berkomitmen penuh untuk menata kembali Kampung Ratenggaro agar menjadi ikon kebanggaan, bukan aib yang mempermalukan.
“Meski belum dianggarkan di APBD 2, saya akan cari cara. Saya sudah bicara dengan Bank NTT, mereka siap bantu,” tegasnya.
Bupati juga berjanji memberikan bantuan produktif bagi warga: perahu untuk nelayan, ternak untuk petani, dan alat tenun bagi para pengrajin. Bahkan, pelatihan bahasa Inggris dan seni budaya akan digalakkan demi menyiapkan generasi Ratenggaro sebagai tuan rumah wisata yang membanggakan.
Salah satu pojok Kampung Adat Ratenggaro, Sumba Barat Daya (SBD) - Foto : Dion. Umbu Ana Lodu
Ia juga menekankan pentingnya penegakan Perdes pengelolaan wisata agar tak ada lagi pihak yang sewenang-wenang mengatur kawasan adat yang sakral itu.
“Ratenggaro bukan milik pribadi, tapi warisan budaya yang harus kita jaga bersama,” pungkasnya, disambut tepuk tangan warga yang penuh harapan.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu
Artikel Terkait