Di kesempatan yang sama, David Melo Wadu juga menekankan pentingnya kejujuran. Hal itu tersirat dari pernyataannya untuk seluruh masyarakat Sumba Timur yang dengan keras dan tegas disampaikannya. Hal mana terkait maraknya fitnah, caci maki dan ujaran kebencian yang disebarkan termasuk lewat media sosial.
“Seluruh masyarakat Sumba Timur, bukalah topeng kalian, tampillah apa adanya. Kalau engkau manusia, kau tetap jadi manusia yang mulia, kalau memang engkau binatang jadilah binatang di kandang binatang, itu harapan kami,” tegasnya.
Menjawab pertanyaan iNews.id terkait falsafah lain dibalik akronim DAUD yang dipakai pasangan ini, David menjelaskan kehadiran mereka adalah ibarat di ruang gelap dan kemudian ada lilin yang dinyalakan terlebih dahulu,mereka tidak akan memadamkannya namun justru membiarkannya. Namun jika nanti sudah saatnya lilin itu mati atau habis dahulu, maka pihaknya berharap akan menjadi lilin terakhir yang akan dinyalakan dan memberikan terang.
Menjawab pertanyaan yang sama, Umbu Ndata menyatakan Paket DAUD merujuk pada falsafah sesuai ajaran dalam iman Kristiani tentang kisah Raja Daud atau King David. Pada mulanya, Daud boleh dianggap kecil namun kemudian bisa membuktikan diri sebagai pemenang. Awalnya ditindas,dan dianggap yang paling kecil namun tetap punya keberanian untuk maju ke depan dan menggulingkan Goliath. Juga ketika Daud mengembalakan domba-dombanya, singa datang untuk menerkam dombanya, tapi justru mulut singa dirobeknya.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu
Artikel Terkait