SUMBA TIMUR, iNewsSumba.id – Pemahaman akan cara kerja juga rambu – rambu yang mengatur dan membedakan karya jurnalistik dengan bentuk informasi lainnya yang disebarkan atau dipublikasikan disadari belum sepenuhnya dipahami warga. Hal yang sama juga bagi kalangan mahasiswa sebagai salah satu elemen intelektual di masyarakat. Berangkat dari hal itu, Program Studi (Prodi) Keperawatan Waingapu, Sumba Timur menggelar pelatihan dasar jurnalistik, Sabtu (22/10/2022).
Kegiatan yang dihelat di Audotorium Prodi Keperawatan Waingapu itu menghadirkan Dion Umbu Ana Lodu, jurnalis MNC Media di Pulau Sumba serta Rian Nong, wartawan Harian Pos Kupang dan Tribunews. Ketua Prodi Keperawatan Waingapu, Maria Kareri Hara mengatakan, pentingnya pengetahuan dasar tentang jurnalistik bagi para mahasiswa dan mahasiswi, seiring kian maraknya aktifitas di media sosial.
“Dengan pelatihan ini diharapkan para mahasiswa memahami apa yang boleh dan tidak dipublish ke media sosial karena berpotensi melanggar hukum dan perundang – undangan juga kode etik perawat,” tandasnya.
Selain itu kata Maria, jika salah menyampaikan informasi kepada masyarakat selain bedampak buruk bagi masyarakat juga bagi mahasiswa keperawatan itu sendiri. Apalagi sebut dia, ke depannya mahasiswa keperawatan akan bersinggungan langsung dalam pelayanan pada masyarakat.
“Pengenalan tentang jurnalistik penting bagi mahasiswa keperawatan yang nantinya akan bersinggungan dengan masyarakat banyak dalam profesinya. Karena itu mereka harus memahami tentang membaca yang benar, menulis dan membuat konten yang benar sehingga nantinya mereka membagikan informasi juga yang benar,” urai Maria.
Di tempat yang sama, Umbu Nggiku Njakatara, PJ Kemahasiswaan mengatakan, diharapkan dari pelatihan ini ke depannya bisa menjadi petunjuk terkait bagaimana idealnya para mahasiswa memberikan informasi kesehatan di media sosial. Informasi dalam kaitan profesi keperawatan kata dia nantinya juga bisa diberengi dengan informasi kesehatan tentu akan bermanfaat bagi diri dan juga masyarakat jika disajikan dengan baik dan benar.
Adapun pelatihan dengan mederator Ika Tatu Rija diikuti antusias oleh 60 – an mahasiswa. Rian Nong memberikan materi terkait pengenalan jurnalisme dasar selanjutnya Dion Umbu Ana Lodu memberikan materi tentang jurnalisme televisi.
Sebagian Mahasiswa dan dosen pembimbing Prodi Keperawatan Waingapu pose bersama usai ikuti pelatihan dasar jurnalistik - Foto : Dion Umbu Ana Lodu
Antusiasnya peserta pelatihan ditandai dengan banyaknya pertanyaan seputar seluk beluk dan suka duka kerja wartawan. Juga disertai pertanyaan kritis dari peserta.
“Ada kalanya saya lihat di media online dan juga televisi ada penggunaan bahasa yang tidak pas atau bahkan saya nilai penyebutan nama orang tidak dengan inisial dalam berita kriminal misalnya. Apa ini tidak melanggar aturan?” tanya Geralda salah satu Mahasiswi dalam sesi diksusi.
Menjawabnya, Dion dan juga Rian dalam kesempatan terpisah menjelaskan, untuk berita kriminal terkategori extra ordinary crime atau kejahatan luar biasa, seperti kekerasan pada anak dan perempuan, korupsi, narkoba dan terorisme, media tertentu langsung menyebutkan nama terang tersangka pelaku. Namun untuk korban kekerasan pada anak dan perempuan, yang paling tepat adalah media menghindari penyebutan nama bahkan alamat secara detail dari korban . Hal itu tandas Dion sebagai bentuk rasa simpati dan empati pada korban juga menghindarkan korban dari rasa trauma yang berlebihan dan berkepanjangan.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu
Artikel Terkait