get app
inews
Aa Text
Read Next : Anggaran Beasiswa Sumba Timur Melonjak, Fokus pada Keluarga Tidak Mampu Desil 1–5

Sumba Timur Kerahkan Satgas ATM: Koordinasi Lintas Sektor Penting Sikapi Ancaman AIDS–Malaria–TBC

Selasa, 02 Desember 2025 | 18:57 WIB
header img
Satgas ATM dibentuk di Sumba Timur, multi sektor dilibatkan dalam kerja kolaborasi-Foto Kolase: Dion. Umbu Ana Lodu/Prokopim

Sementara itu, situasi Tuberkulosis menunjukkan pola berbeda. Target penemuan kasus TBC tahun 2025 adalah 688 kasus, tetapi yang ditemukan hingga 11 November baru 439 kasus atau 63,8 persen, jauh di bawah target nasional. Meski pengobatan TBC mencapai 94,3 persen dari kasus yang ditemukan, cakupan Terapi Pencegahan TBC (TPT) masih rendah, hanya 39,65 persen dari target 72 persen. “Kita kuat di pengobatan, tetapi lemah di penemuan. Ini tidak boleh kita biarkan. Kalau surveilans tidak bergerak, kita berjalan tanpa peta,” kata Umbu.

Wakil Bupati menambahkan bahwa pekerjaan rumah terbesar TBC terletak pada lemahnya investigasi kontak dan pelaporan klinik swasta yang belum standar. “Kita tidak boleh menormalisasi ketertinggalan. TBC ini bisa disembuhkan, tapi hanya kalau kita temukan cepat. Kalau kita lambat, ini bisa menjadi krisis senyap,” tegasnya.

Di sisi lain, penanganan HIV-AIDS menghadapi tantangan sosial yang tidak kalah berat. Total 314 kasus HIV tercatat di Sumba Timur, dengan 183 orang (58,37 persen) aktif menjalani terapi ARV. Dari jumlah itu, 79 persen telah tersupresi viral load. Namun capaian skrining masih rendah—baru 83,9 persen, sehingga banyak masyarakat berisiko belum terjangkau. Umbu menegaskan bahwa hambatan terbesar bukan layanan, tetapi stigma. “Orang takut dites karena takut dicap. Ada yang memilih tidak tahu statusnya daripada malu. Ini sangat berbahaya,” ujarnya.

Wakil Bupati pun menyoroti stigma sebagai tembok tebal dalam penanganan HIV. “Kalau masyarakat tidak menerima, pasien akan bersembunyi. Dan ketika mereka bersembunyi, virus bekerja tanpa henti. Ini tembok yang harus kita robohkan bersama,” katanya dengan nada tegas. Ia meminta tokoh agama, guru, pemuda, dan komunitas desa ikut memutus rantai stigma agar skrining dan akses pengobatan semakin terbuka.

Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut