Rokok Berujung Penganiayaan: Fakta di Balik Aksi Brutal Bripda Torino di SPN Kupang
Polda NTT menegaskan kasus ini penting untuk menunjukkan bahwa pembinaan internal tidak bisa lagi mentoleransi kekerasan. Institusi ingin memastikan nilai-nilai humanis lebih dikedepankan dalam mendidik personel muda.
Meski dianiaya, hasil pemeriksaan medis menunjukkan tidak ada luka atau memar di tubuh KLK dan JSU. Namun keluarga dua siswa tetap meminta penjelasan resmi dari Polda NTT.
Mereka mendatangi Mapolda pada hari yang sama setelah video tersebar. Setelah dialog dengan pihak kepolisian, keluarga akhirnya menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada Polda NTT.
Henry menambahkan, penyelesaian kasus ini diharapkan menjadi pelajaran bagi seluruh anggota agar tidak menjadikan kekerasan jadi alat pembinaan. “Proses hukum berjalan, dan ini komitmen kami,” pungkasnya.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu