Mikroskop, Senjata Kecil yang Tentukan Nasib Eliminasi Malaria di Sumba Timur

WAINGAPU, iNewsSumba.id— Di balik layar upaya eliminasi malaria, ada sebuah alat kecil yang memegang peran besar: mikroskop. Alat ini dianggap sebagai “gold standard” dalam diagnosis malaria, dan di Sumba Timur, kini diperkuat lewat pelatihan pemeliharaan serta panel tes untuk tenaga laboratorium.
Pelatihan yang berlangsung 16–17 September 2025 ini diikuti oleh 28 analis dari 24 fasilitas kesehatan. Fasilitator yang terlibat adalah dua panel tester bersertifikat WHO, Herlina N. D. W. Dangga Dewa dan Magdalena Desiree Seran, serta teknisi perawatan mikroskop, Nikson M. A. Taramata dari Dinas Kesehatan Sumba Timur.
Menurut Novri Kilimandu, Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Sumba Timur, kompetensi tenaga laboratorium sangat menentukan. “Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan di lapangan, sehingga setiap kasus malaria dapat terdeteksi lebih cepat dan ditangani sesuai prosedur,” tegasnya.
Masalah utama selama ini adalah keterbatasan sumber daya manusia. Banyak analis masih merangkap tugas, sehingga fokus pada malaria belum optimal. Selain itu, kualitas pemeliharaan alat sering kali terabaikan, menyebabkan akurasi diagnosis terganggu.
Koordinator Lapangan Yayasan Kawan Baik Indonesia, Alyuprayitno Umbu Makaborang, menambahkan bahwa penguatan laboratorium bukan hanya soal alat, tapi juga jejaring mutu. “Harapannya seluruh analis dapat memaksimalkan kegiatan ini untuk meningkatkan kemampuan mereka, sehingga misi eliminasi malaria di Sumba Timur dapat tercapai,” ujarnya.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu