Sebelumnya, Erwin Pasande, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Sumba Timur menyatakan tajuk Lokakarya berupa Panen Hasil Belajar semoga benar adanya. Hal itu dimaksudnya bahwa benar-benar telah melalui proses dan tidak tiba-tiba panen. Dirinya juga memberikan penekanan dan harapan senada dengan Sixta Oktaviana, perwakilan dari Balai Guru Penggerak Propinsi NTT terkait pada para maupun calon guru penggerak.
“Guru Penggerak diharapkan ke depan untuk menjadi pemimpin pembelajaran yang betul-betul mengaplikasikan kurikulum merdeka yang sementara kita masifkan sebagai kurikulum nasional. Menjadi sebuah tantangan untuk Sumba Timur dimana total guru penggerak kita masih baru 107 orang untuk tingkat TK sampai dengan SMA dan SMK,” paparnya.
Sejumlah calon guru penggerak menampilkan aneka kreasi secara langsung dipanggung juga melalui sejumlah stand. Para guru dengan ramah menyambut dan menjelaskan sejumlah program - Foto Kolase : iNewsSumba.id
Maria Maryati Yiwa, salah satu calon guru penggerak yang selama ini mengabdi di SDN Laikambela, Desa Tanarara, Kecamatan Lewa, kepada iNews.id disela-sela lokakarya menuturkan proses yang dilaluinya. Diakuinya ada banyak tantangan yang dihadapi, salah satunya jarak kediamannya dengan sekolah yang dirasakan cukup jauh. Namun demikian, dirinya tetap berupaya maksimal untuk bisa mengabdi dan lalui segala proses selama 6 bulan untuk mencapai tahapan menjadi calon guru penggerak.
“Banyak dukungan dari rekan guru, pimpinan sekolah juga tentunya murid-murid terkasih dan para orang tua atau wali murid. Yang juga tidak bisa ditepikan adalah peran pemerintah melalui instansi terkait,” tukas Maria Maryati yang masih berstatus guru honorer komite itu.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu