get app
inews
Aa Read Next : Bimtek dan Pembekalan Caleg Se - Pulau Sumba di Waingapu, Ini Target DPW PKB NTT

Di Kampung Adat Prailiu, Senyawa Band Tampil Memukau Bersama Rambu Ata Ratu

Minggu, 14 Januari 2024 | 23:17 WIB
header img
Senyawa Band tampil memukau di Kampung Adat Prailiu. Jonas Sestakresna dan Rully Sabhara bersyukur bisa berbagi dan mengenal budaya dan musik etnik serta seni khas Sumba Timur - Foto Kolase : iNewsSumba.id

SUMBA TIMUR, iNewsSumba.id – Kampung Adat Prailiu, Sabtu (13/1/2024) malam lalu berikan sajian berbeda seiring dengan tampilnya Senyawa Band, sebuah group musik yang memadukan unsur etnik dan lighting. Penampilannya kian memukau ratusan warga kampung maupun luar kampung seiring dengan sajian sejumlah lagu tradisional Sumba Timur dari Rambu Ata Ratu.

Disaksikan kala itu, dalam suasana temaram, proyektor yang terpasang tidak jauh dari pohon beringin di sisi kediaman Almarhum Tamu Umbu Djaka, menebarkan aura mistis dan magis. Betapa tidak, hentakan nada, musik dan ritme yang tersaji bersama baitan – baitan yang keluar dari mulut Rully Sabhara, disimak dengan seksama oleh sebagian besar warga yang hadir kala itu.

Usai sajian Rully yang tergabung dalam group Senyawa itu, tarian khas Kabokang disuguhkan oleh puteri- puteri Kampung Adat Prailiu. Tarian yang tentunya dimeriahkan oleh pekikan kayakka dan kakalaku (sorakan khas Sumba Timur) oleh putera dan kaum ibu Kampung yang juga dikenal warga dengan sebutan Kampung Raja Prailiu itu.

Sajian Rully dan Senyawa-nya itu kemudian dipungkasi dengan tampilnya Rambu Ata Ratu, musisi etnis Sumba Timur yang sajikan aneka lagu khas Sumba Timur dengan iringan Jungga (alat petik khas Sumba Timur) yang dipetik jemarinya. Bahkan ada lagu yang juga disuguhkna bersama dengan 2 penari yang berusaha mengimbangi spirit yang disampaikan Rambu Ata Ratu lewat petikan Jungga dan suara khasnya.

“Kami dari Senyawa beberapa kali mengunjungi Pulau-Pulau di Indonesia. Dan kali ini kami kembali berkesempatan untuk ke Pulau Sumba dan bisa berbagi, berkenalan dengan adat dan budaya Sumba khususnya di Kampung Adat Prailiu ini. Kami bisa bertemu dengan komunitas seni, adat dan tradisi lokal di sini dan nanti juga akan ke Sumba Tengah dan Sumba Barat,” jelas Rully Sabhara diamini Jonas Sestakresna, inisiator acara kepada iNews.id selepas kegiatannya malam itu.

Keterbukaan keluarga besar Kampung Adat Prailiu, kata Jonas menjadi alasan yang paling mendasar baginya untuk mengadakan acara itu. Acara serupa sebut dia juga akan dilakukan dengan komunitas lainnya di Kabupaten Sumba Tengah dan Sumba Barat.

“Kalau di Sumba Tengah kami akan bersama dengan Jekshon dan Wunang Blood di Kampung Praimarada Senin (15/1/2024) dan pada Rabu (17/1/2024) bersama Sanggar OSA di Kampung Adat Praiijing, Sumba Barat,” imbuh Jonas.

Umbu Remi Deta, Tokoh Adat Kampung Prailiu dan juga Wakil Ketua Badan Pengurus Aliran Kepercayaan Marapu Sumba Timur kepada iNews.id menjelaskan Senyawa Band yang konsen pada aliran musik etnis yng dipadukan dengan peralatan modern itu merasa terpanggil untuk bersama dengan warga Kampung Adat Prailiu untuk terus melestarikan musik etnik ditengah himpitan musik-musik dari luar negeri yang menjamur kini.  


Umbu Remi Deta, Tokoh Adat Prailiu tegaskan keterbukaan Kampungnya tidak lantas abaikan adat dan tradisi. Rambu Ata Ratu dan seniman etnik Sumba Timur tampil memukau di Kampung Adat Prailiu - Foto kolase : iNewsSumba.id

 

 

“Kegiatan serupa ini pernah dilaksanakan di sini yang didanai oleh bidang kebudayaan dari Kementrian Pendidikan dan kebudayaan.Dengan hadirnya Senyawa disini bisa memadukan antara musik tradisional dan modern yang diperkaya dengan lighting dan multimedia. Jadi semangatnya adalah untuk membuat generasi muda tetap mencintai musik etnik atau tradisional,” tandas Umbu Remi Deta yang juga merupakan putera bungsu Almarhum Tamu Umbu Djaka itu.

Menanggapi keterbukaan warga Kampung Adat Prailiu yang menjadi alasan utama bagi penyelenggaraan kegiatan malam itu, Umbu Remi mengakuinya. Namun demikian dirinya menegaskan, keterbukaan itu tidak lantas membuat kekhasan adat dan tradisi harus menjadi korban ataupun diabaikan.  

Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu

Follow Berita iNews Sumba di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut