SUMBA TIMUR, iNewsSumba.id – Warga di empat desa wisata yang miliki destinasi unggulan di Kabupaten Sumba Timur, NTT berlatih membuat sabun berbahan herbal lokal. Pelatihan itu dibimbing oleh mentor yang berkompeten di bidangnya, dan dilaksanakan selama 4 hari.
Seperti disaksikan iNewsSumba.id di Kampung Adat Prailiu, Senin (15/8/2022) pagi hingga sore hari, belasan warga di kampung ini antusias mengikuti pelatihan pembuatan sabun berbahan herbal lokal, disinfektan dan hand sanitizer.
Heri Ahmadi, Praktisi Pembuatan sarana protokol kesehatan dengan sabar membimbing peserta pelatihan mulai dari membuat sabun cair dan padat yang dominan gunakan bahan baku herbal lokal, sabun cair, hand sanitizer hingga disinfektan.
“ Kami pilih pelatihan pembuatan sabun dan sarana protokol kesehatan adalah karena di sini miliki banyak bahan herbal seperti daun sirih dan daun kelor. Bahan ini kaya akan minyak atsiri serta bagus untuk anseptic,” jelas Heri.
“Kita masih dalam kondisi pandemi Covid – 19. Karena itu penerapan protokol kesehatan itu penting, termasuk di lokasi wisata. Jadi lewat pelatihan ini kita menyiapkan warga untuk bisa memanfaatkan potensi lokal yang ada, selain untuk optimaliasi penerapan prokes juga bisa dijual yang hasilnya bermanfaat bagi ekonomi rumah tangga,” papar Astantry Jama, pendamping wilayah Prailiu dalam konsorsium Program Penguatan Desa Wisata Tangguh, Inklusif, dan Adaptif SIAP SIAGA Sumba Timur (PUSAKA SIAP SIAGA ) di sela – sela pelatihan.
Yustin Dama, koordinator program yang kala itu mendamping Astantry juga menjelaskan, kegiatan pelatihan ini menyasar empat desa/kelurahan yang memiliki destinasi wisata. Ke – 4 wilayah dimaksud yakni, Desa Persiapan Tanggedu yang miliki Wisata Air Terjun Tanggedu, Kelurahan Prailiu dengan pesona Kampung Adat Pariliu, Kelurahan Watumbaka dengan destinasi unggulan Pantai Walakiri, serta Desa Pambotanjara yang miliki keunikan Bukit Warinding.
“Pelatihan akan dilaksanakan hingga Jumat (19/8/2022) mendatang,” ujar Yustin.
“Ini pertama kali kami dapatkan pelatihan begini. Bahan – bahannya memang ada di sekitar sini. Hanya yang sulit yaa bahan pendukung seperti soda, yaa kita beli di toko,” tukas Dominggus Karipi, salah satu peserta pelatihan.
“Pulang dari ini saya mau coba buat sabun cair dan disinfektan, sepertinya bahannya juga pembuatannya lebih mudah dan cepat dibanding sabun padat,” ungkap Yumiati Djera Ata Endi, seorang peserta lainnya.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu