“Melaksanakan turnamen antar umat beragama untuk sampai pada penyelenggaraan yang tahun ini jadi pelaksanaan ke-21 adalah sebuah kebanggaan bagi kita warga Sumba Timur. Turnamen seperti ini mungkin hanya ada di Sumba Timur, kalaupun di tempat lain ada, tetap kita pantas berbangga karena kita boleh jadi pionernya,” ungkap Bupati Khristofel dalam sambutannya sebelum menutup secara resmi turnamen itu.
Bupati juga menekankan pentingnya memupuk rasa toleransi. Karena hal itu telah terpelihara dan terjaga sejak lama.
Salah satu sisi lapangan yang dipadati penonton yang antusias menyaksikan final Turnamen Sepak Bola Antar Umat Beragama di Kota Waingapu, Sumba Timur, NTT - Foto : iNewsSumba.id
“Di lapangan kita bertarung keras dan ketat untuk menang namun di luar dalam keseharian kita berlomba untuk jadi masyarakat yang paling tinggi rasa toleransinya. Menang bukan tujuan utama karena yang paling utama adalah suasana bathin yang damai, itu harapan kita semua yang paling logis dan rasional,” tandas Khristofel.
Sebelumnya, Nikson DR Tana , selaku ketua panitia turnamen ini dalam laporannya menyatakan, sebanyak 34 tim ambil bagian dalam turnamen yang telah dilaksanakan untuk tahun ke-21. Dimana sebut dia, 72 pertandingan telah bergulir dengan aman dan kondusif. Ada juga 2 peserta yang baru pertama terlibat, yang mana satu diantaranya berasal dari Pulau Salura (Pulau terluar berbatasan laut dengan Australia).
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu