SUMBA TIMUR, iNewsSumba.id – Ribuan mata jadi saksi ‘duel’ antara Remas Al Jihad vs Pemuda Gereja Kristen Sumba (GKS) jemaat Payeti di Lapangan Pemuda, Kelurahan Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, NTT, Jumat (1/12/2023) sore lalu berlangsung ketat dan keras. Intrik dalam duel itu acapkali terjadi, namun kemudian berakhir dengan damai dan penuh kasih. Persaingan ketat antar keduanya tersaji dalam laga final Turnamen Sepak Bola Antar Umat Beragama yang dimenangkan ioleh kesebelasan Remas Al Jihad Waingapu dengan skor 1-0.
Pertarungan kedua tim tak terelakkan karena sebelumnya di semifinal GKS Payeti,Kecamatan Kambera mengalahkan GKS Waikaka dengan skor 3-1 dan Remas Al Jihad menuntaskan perlawanan Remas An-Nur Kampung Bugis Waingapu dengan skor telak 5-0.
Duel Remas Al Jihad vs GKS Payeti berlangsung dengan ketat sejak babak pertama. Namun di babah kedua Remas Al Jihad lebih mendominasi serangan. Beberapa peluang berhasil tercipta namun Alan, yang mengawal gawang GKS Payeti tampil cemerlang.
Sayang, sebuah gol akhirnya terjadi ketika diawali kemelut depan gawang GKS Payeti pada pertengahan babak kedua. Adalah Zainal yang berhasil menggetarkan jaring gawang GKS Payeti. Skor yang bertahan hingga kahir babak kedua, dan Remas Al Jihad pun berhasil mempertahankan piala bergilir yang diraih dalam turnamen sebelumnya.
Pertandingan final itu juga ditonton langsung oleh Bupati Sumba Timur, Khristofel Praing didampingi Sekda, Umbu Ngadu Ndamu dan sejumlah pimpinan instansi vertikal dan juga OPD itu.
“Melaksanakan turnamen antar umat beragama untuk sampai pada penyelenggaraan yang tahun ini jadi pelaksanaan ke-21 adalah sebuah kebanggaan bagi kita warga Sumba Timur. Turnamen seperti ini mungkin hanya ada di Sumba Timur, kalaupun di tempat lain ada, tetap kita pantas berbangga karena kita boleh jadi pionernya,” ungkap Bupati Khristofel dalam sambutannya sebelum menutup secara resmi turnamen itu.
Bupati juga menekankan pentingnya memupuk rasa toleransi. Karena hal itu telah terpelihara dan terjaga sejak lama.
Salah satu sisi lapangan yang dipadati penonton yang antusias menyaksikan final Turnamen Sepak Bola Antar Umat Beragama di Kota Waingapu, Sumba Timur, NTT - Foto : iNewsSumba.id
“Di lapangan kita bertarung keras dan ketat untuk menang namun di luar dalam keseharian kita berlomba untuk jadi masyarakat yang paling tinggi rasa toleransinya. Menang bukan tujuan utama karena yang paling utama adalah suasana bathin yang damai, itu harapan kita semua yang paling logis dan rasional,” tandas Khristofel.
Sebelumnya, Nikson DR Tana , selaku ketua panitia turnamen ini dalam laporannya menyatakan, sebanyak 34 tim ambil bagian dalam turnamen yang telah dilaksanakan untuk tahun ke-21. Dimana sebut dia, 72 pertandingan telah bergulir dengan aman dan kondusif. Ada juga 2 peserta yang baru pertama terlibat, yang mana satu diantaranya berasal dari Pulau Salura (Pulau terluar berbatasan laut dengan Australia).
“Kali ini peserta turnamen mencapai 34 tim. Ini yang terbanyak sepanjang pelaksanaan. Dan yang juga perlu kita syukuri ada peserta baru dari Desa Prai Salura dan juga Tim dari saudara kita penganut Marapu dalam tim Prai Marapu,” jelas Nikson.
“Prinsipnya bukan tentang berapa hadiah dan keberhasilan yang diraih tapi kebanggaan kita bersama sebagai penyelenggara dan peserta turnamen untuk sukses dan penuh damai, kasih persaudaraan dan rasa toleransi yang tinggi hingga pelaksanaannya yang ke-21 kalinya ini,” ungkapKetua BPMJ GKS Payeti, Pendeta Fandrian Ngg. Hukapati dalam sambutannya sebelum penyerahan piala dan hadiah pada para pemenang, peman terbaik dan top skor turnamen.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu