NAGEKEO, iNewsSumba.id – Kapolres Nagekeo AKBP Yudha Pranata, dinilai mengkambing hitamkan wartawan di wilayah hukumnya. Hal itu dikemukakan oleh Petrus Selestinus, Koordinator TPDI dan Advokat Perekat Nusantara dalam rilis tertulisnya yang diterima iNewsSumba.id beberapa saat lalu.
Opini Petrus Selestinus itu menanggapi klarifikasi Yudha Pranata kepada masyarakat, media dan juga kepada Pimpinan Polri terkait tujuannya membuat Group WhatsApp Kaisar Hitam Destroyer (GWA KH-Destro) dengan logo tengkorak manusia adalah untuk membina Para Wartawan Nagekeo. GWA KH – Destro sendiri dibenarkan oleh Yudha beranggotakan sejumlah wartawan di wilayah tugasnya dan langsung dibawah kendalinya sebagai admin.
“Perlu dipertanyakan apa motif di baliknya, apakah sebagai Kapolres Yudha Pranata dibolehkan membina wartawan, siapa yang memberi dia mandat untuk membina wartawan Nagekeo,” tandas Petrus.
Selain itu urai Petrus, dalam konteks Yudha Pranata selaku penanggung jawab kamtibmas di Nagekeo, juga perlu dicermati tujuan Yudha Pranata membangun kekuatan ekstra dengan merekrut segelintir wartawan yang dibungkus dengan kata ‘untuk membina’ karena nyatanya Yudha bukannya membina malah sebaliknya ia mengkambinghitamkan Wartawan bahkan membinasakan pada misi-misi tertentu di luar misi Polri dan misi Wartawan yang sesungguhnya.
“Tugas membina wartawan yang diemban Yudha Pranata, tidak jelas dari mana mandatnya, apakah ada mandat dari Pimpinan Polri atau Organisasi Profesi Wartawan dan apakah Yudha Pranata memiliki kapasitas dan kompetensi untuk membina wartawan, mengingat profesi wartawan adalah profesi yang independen dengan kualifikasi khusus yang tidak dimiliki oleh Yudha Pranata,” urainya.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu