Investasi di pantai Konda Maloba diperhadapkan pada pontesi konflik pertanahan dan lingkungan hidup - Foto : Dion Umbu Ana Lodu/ iNewsSumba.id
“Kami sudah laporkan kebiasaan bidang pertanahan melakukan pengukuran di sempadan pantai kepada kementerian ATR BPN seminggu lalu,” pungkas Umbu Wulang yang dihubungi Jumat (16/9/2022) via gawainya itu.
Pihak PT. Konda Maloba Abadi ketika ditemui menegaskan pihaknya mau berinvestasi secara aman. Dan untuk itu tetap menghormati aturan dan hukum yang berlaku. Hal itu diungkapkan oleh Handi Firman Prabowo selaku kontraktor pelaksana pembangunan resort dan fasilitas pendukung lainnya itu kala ditemui pekan lalu itu.
Handi menanggapi potensi konflik horizontal akibat keberadaan investasi di kawasan Konda Maloba dengan ringan. Hal itu karena menurutnya, pihak investor sedapat mungkin melakukan pendekatan dan menjalin hubungan yang baik dengan warga sekitar. Karena itu, sebut dia yang membuat hingga kini pekerjaan fisik tetap dan akan terus dilakukan.
“Kita masih berjalan proses pembangunan. Kita punya harapan bahwa tahun 2023 bisa beroperasi secara penuh. Hambatannya terutama terkait urusan logistik, terkait jalur transportasi dari kota ke sini juga ketersediaan bahan yang berkualitas kurang memadai. Jadi kita tetap berjalan dengan harapan akhir tahun ini lobby bisa kita pakai. Dan penyediaan kamar – kamar lain bisa di tahun 2023,” urai Handi.
Handi yang saat itu didampingi Erwin Theopilus selaku Project Mananger itu juga menanggapi kritikan keras Walhi sebagai lembaga pemerhati kelestrian alam dan lingkungan itu.
“Kita membangun resort ini pasti juga ada kajian teknis, kajian peraturan dan perundang – undangan. Kita tidak mungkin berinventasi dalam nilai yang cukup besar dengan mengabaikan hal seperti itu, karena kita tahu resikonya seperti apa. Jadi kalau hanya sekedar ditenggarai tanpa ada pembuktian secara teknis dan ilmiah itu sekedar mengada – ada saja,” paparnya.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu