Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt. Semuel Pandie, mengatakan kehadiran GMIT Center adalah simbol perjuangan warga jemaat. Ia menuturkan, dana pembangunan datang dari keringat para pedagang kecil, nelayan, tukang kayu, dan jemaat sederhana lainnya.
“Gedung ini lahir dari semangat gotong royong. Uangnya berasal dari penjual ikan, pedagang sayur, dan tukang kayu. Itu bukti kasih dan komitmen jemaat untuk terus membangun gereja ini,” katanya.
Gubernur NTT Melki Laka Lena dalam kesempatan yang sama menekankan makna persatuan yang diwakili oleh GMIT Center. Ia berharap gedung ini menjadi tempat semua jemaat dapat berkumpul dan melayani bersama.
“Saya yakin GMIT Center jadi simbol persatuan warga GMIT di mana pun berada. Semoga juga menjadi simbol harapan bagi masyarakat NTT,” ujarnya.
Peresmian ini menunjukkan bahwa pembangunan fisik gereja tidak lepas dari perjuangan panjang. Dari jemaat sederhana lahirlah gedung megah yang kini menjadi kebanggaan sekaligus pusat pelayanan dan pemberdayaan masyarakat.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu
Artikel Terkait