MAUMERE, iNewsSumba.id – Puluhan peserta lomba gerak jalan tingkat SD, SMP, dan MTs di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), dilaporkan jatuh pingsan usai menempuh jarak sekitar lima kilometer. Insiden itu terjadi di halaman Kantor Bupati Sikka, Maumere, pada Senin (18/8/2025) siang.
Para peserta awalnya tampak bersemangat saat mengikuti lomba gerak jalan dalam rangka memeriahkan peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia. Namun, setibanya di garis finis, sejumlah pelajar langsung tumbang dan tak sadarkan diri.
Tim medis yang bersiaga di lokasi segera mengevakuasi mereka ke mobil ambulans. Beberapa peserta diberikan oksigen di tempat, sementara sebagian lainnya harus dilarikan ke Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD TC Hillers Maumere untuk mendapatkan perawatan intensif.
Diikuti 87 Regu dari Tingkat SD dan SMP
Kegiatan ini diikuti 87 regu dari tingkat SD putra-putri dan SMP putri se-Kabupaten Sikka. Ratusan pelajar tampak antusias sejak start hingga finis. Namun, cuaca panas terik serta kondisi udara yang kurang bersih akibat sebaran abu vulkanik dari erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki diduga memperburuk stamina para peserta.
Pantauan lapangan menunjukkan hampir semua peserta tidak menggunakan masker, padahal abu vulkanik masih turun di wilayah Maumere. Situasi ini membuat sejumlah warga menilai penyelenggaraan kegiatan tidak memperhatikan aspek keselamatan anak-anak.
Bupati Sikka Enggan Berkomentar
Menariknya, insiden ini terjadi tepat di hadapan Bupati Sikka, Juventus Prima Yoris Kago, yang ikut menyambut peserta di garis finis. Namun, ketika dikonfirmasi awak media mengenai peristiwa tersebut, Bupati enggan memberikan jawaban dan justru balik bertanya kepada wartawan sebelum pergi meninggalkan lokasi dengan ekspresi emosi.
Sikap Bupati ini memicu tanda tanya publik, mengingat lomba gerak jalan tersebut berlangsung di tengah kondisi darurat abu vulkanik yang melanda Kabupaten Sikka.
Warga Soroti Faktor Keselamatan
Beberapa warga yang menyaksikan kejadian itu menilai penyelenggara kurang mempertimbangkan faktor kesehatan peserta, terutama anak-anak. “Harusnya ada antisipasi, misalnya dengan masker atau pengaturan jarak tempuh yang lebih aman. Kasihan anak-anak yang tumbang,” ujar salah satu orang tua peserta.
Hingga berita ini diturunkan, pihak panitia lomba maupun Pemerintah Kabupaten Sikka belum memberikan keterangan resmi terkait jumlah peserta yang dirawat di rumah sakit maupun kondisi terkini mereka.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu
Artikel Terkait