Tak hanya itu, dari informasi yang dihimpun keluarga dari mantan atasan korban, SD Ilha Loko disebut bermasalah secara administrasi dan kelayakan. Terungkap dugaan adanya lebih dari 300 data siswa fiktif serta ketidaksesuaian kepala sekolah dalam menandatangani ijazah.
“Pelaku bahkan bukan operator resmi sekolah. Ia tidak terdaftar dalam sistem Dapodik,” terang Benediktus.
Keluarga mendesak pihak berwenang agar tidak terpengaruh opini liar yang berkembang di ruang publik, karena dapat mencederai proses hukum dan martabat korban penikaman.
“Jangan biarkan pelaku kekerasan berlindung di balik narasi palsu. Kami ingin keadilan yang nyata,” tegasnya.
Hingga saat ini, korban masih dirawat di ICU RSUD Reda Bolo, sementara pelaku telah ditahan dan tengah diperiksa pihak kepolisian.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu
Artikel Terkait