JAKARTA, iNewsSumba.id – Ketika takhta suci kosong, dunia menahan napas. Gereja Katolik bersiap menjalani salah satu tradisi paling sakral dan penuh misteri dalam sejarahnya: pemilihan Paus baru.
Di balik dinding tebal Kapel Sistina, di tengah bisikan doa dan janji suci, para Kardinal memilih seorang pria yang akan memikul beban jutaan jiwa.
Sebuah Awal: Masa Sede Vacante
Kematian atau pengunduran diri seorang Paus menandai awal Sede Vacante – saat dunia Katolik berada dalam kekosongan kepemimpinan. Di saat sunyi itu, Kardinal Camerlengo mengambil alih roda administratif, sementara undangan resmi dikirim kepada seluruh Kardinal di bawah usia 80 tahun untuk bersiap memasuki konklaf.
Konklaf: Pengasingan Demi Kesucian
Dalam konklaf yang ketat di Kapel Sistina, para Kardinal dikurung. Mereka melepaskan segala akses dari dunia luar, termasuk teknologi dan media, demi menjaga kemurnian niat dan keputusan. Dalam kesunyian yang hanya diisi doa, suara hati dan iman menjadi penuntun utama.
Pemungutan Suara: Janji di Hadapan Tuhan
Dengan tangan bergetar oleh tanggung jawab ilahi, tiap Kardinal menulis nama kandidat yang mereka pilih di atas kertas bertuliskan "Eligo in Summum Pontificem". Setiap suara adalah doa, setiap pilihan adalah pertaruhan bagi masa depan Gereja.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu
Artikel Terkait