Workshop AJI Jakarta: Cawe-cawe Pemerintah beri Alarm Kemerosotan Demokrasi di Indonesia

Dion. Umbu Ana Lodu
Workshop "Kebijakan Publik dan Demokrasi" yang digelar oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta bersama Indonesia Corruption Watch (ICW)-Foto : istimewa

Titi juga menyoroti praktik malpraktik pemilu yang kian marak, mulai dari manipulasi aturan hingga intimidasi pemilih melalui politik uang, bantuan sosial, hingga politisasi aparat negara. Ia menilai bahwa cawe-cawe kekuasaan menjadi permasalahan utama yang merusak tatanan demokrasi.

"Pemilu bukan lagi sekadar ajang pesta demokrasi, tapi kesempatan untuk memperkuat pemusatan kekuasaan oleh elite politik," tambahnya.

Pakar Hukum Tata Negara Bivitri Susanti menyoroti kemunduran kebebasan sipil yang kian terasa, mulai dari kebebasan berpendapat hingga kebebasan beragama. Menurutnya, negara berkewajiban melindungi hak-hak tersebut.

"Hak itu harus dipenuhi, dihormati, dan dilindungi. Ini adalah hak semua warga negara, dan negara harus hadir untuk menjamin kebebasan itu," tegas Bivitri.

Peneliti dari University of Tartu, Muhammad Okky Ibrohim, menyoroti hubungan antara kecerdasan buatan (AI) dan tugas jurnalis dalam meliput isu ujaran kebencian. Menurutnya, jurnalis dapat memanfaatkan teknologi AI untuk mendeteksi potensi ujaran kebencian dalam pemberitaan.

Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network