Masyarakat SBD menyambut gembira pengakuan resmi ini. Salah satu warga, Lius, berharap generasi muda semakin tertarik untuk mempelajari dan meneruskan Kabara serta Pakalak.
"Dengan adanya pengakuan ini, saya berharap anak-anak muda lebih bersemangat untuk melestarikan budaya leluhur kita. Jangan sampai tradisi ini hilang di tengah kemajuan zaman," katanya.
Festival Budaya SBD kali ini menjadi semakin istimewa dengan berbagai atraksi budaya, termasuk pertunjukan langsung Kabara dan Pakalak oleh para seniman lokal.
Setelah mendapatkan perlindungan hukum, pemerintah daerah berencana untuk memperkenalkan Kabara dan Pakalak ke tingkat nasional maupun internasional. Strategi pengembangan wisata budaya juga akan dikembangkan, sehingga tradisi ini bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung ke Sumba Barat Daya.
"Ke depan, kami ingin memasukkan Kabara dan Pakalak dalam program edukasi serta pariwisata budaya. Ini bukan hanya tentang melestarikan warisan, tapi juga tentang memperkenalkan Sumba Barat Daya ke dunia," tambah Yohanes.
Dengan pengakuan resmi ini, Kabara dan Pakalak kini bukan hanya menjadi kebanggaan masyarakat Sumba Barat Daya, tetapi juga menjadi bagian penting dari kekayaan budaya Indonesia yang patut dilestarikan dan diwariskan kepada generasi mendatang.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu
Artikel Terkait