Cevin Samapati selaku Ketua Permastika mengatakan, pilihan sajian Tari Kandingang selain untuk memperkenalkan warisan salah satu warisan budaya asli dari Sumba Timur, juga mamu menginatkan makna dibalik dari tarian itu pada para penonton. Dikatakannya, Tarian itu melambangkan keharmonisan, persatuan, dan rasa syukur masyarakat Sumba Timur kepada restu Sang Pencipta juga tentunya doa para leluhur.
Yang pasti para penarinya juga mengenakan busana adat khas Sumba Timur yang didominasi kain tenun ikat jenis Kombu, Kawuru dan sarung Pahikung.
“Kandingang bukan sekadar tarian, tetapi sebuah ekspresi rasa syukur dan doa kepada leluhur atas keberkahan yang diberikan. Dalam konteks PARADARMA, kami ingin memperkenalkan kekayaan budaya Sumba Timur kepada audiens yang lebih luas,” jelas Cevin.
Yang juga tak kalah menarik, Tarian Kandingang oleh para Rambu (sapaan untuk Wanita sSuumba Timur) diiringi oleh alunan musik tradisional gong dan tambur yang dimainkan secara langsung oleh para Umbu (Saapan untuk Lelaki Sumba Timur). Ritme yang dinamis dan harmonis mengiring tarian yang berhasil menghipnotis penonton yang memenuhi halaman kampus Unikama.
Koordinator tim tari, Eron Landu Panggi, selepas kegiatan itu mengakui persiapan untuk penampilan ini membutuhkan waktu lebih dari 2 minggu.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu
Artikel Terkait