Diakui Laode, Inklusi Day yang dilaksanakan mendapatkan apresiasi Pemkab Sumba Timur yang juga turut dilibatkan. Bupati Sumba Timur, Khristofel Praing juga menegaskan hal itu kala hadir dalam acara puncak di Desa Wanggameti, Jumat (20/9/2024) siang lalu.
Ditegaskannya, perayaan Inklusi Day hendaknya tidak sebatas seremonial namun terus berkelanjutan baik dari sisi pelaksanaan juga dampak yang ditimbulkan. Untuk itu perlu dukungan ragam elemen guna merealisasikannya.
“Kami dari Pemerintah setempat mendukung penyelenggaraan Inklusi Day sebagai pembelajaran antar CSO dan komunitas terkait tradisi, adat istiadat, juga sebagai ruang kolaborasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten dalam mewujudkan kesetaraan hak dan pengakuan identitas masyarakat adat,” tandas Khristofel Praing.
“Dalam konteks ini, pelaksanaan Inklusi Day di Sumba Timur menjadi sangat relevan dan strategis. Dengan kegiatan ini bisa jadi salah satu upaya untuk memperkuat suara dan posisi masyarakat adat dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk ekonomi, sosial, dan budaya,” urai Stepanus L. Paranggi, Direktur LBL memberikan tanggapannya dalam kesempatan terpisah terkait even dimaksud.
Tahun ini, lanjut Stepanus, Inklusi Day mengangkat tema Wujudkan Inklusi Sosial di Masyarakat Adat dan Penghayat Marapu Melalui Penguatan Budaya, Pengetahuan Adat, dan Kearifan Lokal. Tema ini sesuai dengan semangat masyarakat dan pemerintah setempat dalam menjaga nilai-nilai luhur nenek moyang ditengah proses pembangunan, sehingga semangat mewujudkan inklusi sosial tetap terjaga dalam prosesnya tanpa ada pihak-pihak yang tertinggal.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu
Artikel Terkait