Kubur Watu Mbeni dan Kisah Kelamnya di Kampung Adat Praiyawang yang Tak Pupus Pesonanya

Dion. Umbu Ana Lodu
Kuburan Batu Megalit di Kampung Praiyawang, Kecamatan Riindi, Kabupaten Sumba Timur, berada di depan atau di pelataran sejumlah rumah adat tradisional dan semi tradisional khas Sumba Timur - Foto Kolase : iNewsSumba.id/ Dion. Umbu Ana Lodu

Masing-masing rumah adat itu, kata Umbu Makambombu punya fungsinya masing-masing terutama dimasa silam. Diantaranya kata dia, Uma Andung dulu digunakan sebagai tempat upacara sebelum dan sesudah perang dimana di depannya ada tiang kayu bercabang untuk menggantungkan kepala musuh. Juga Uma Ndewa untuk sembayang dan Uma Bokul untuk pertemuan serta Uma Wara untuk tempat menabuh gong dan tambur untuk alarm atau pemberitahuan.

Di antara belasan Kuburan Megalit itu, ada satu kuburan yang punya kisah kelam di baliknya. Kuburan itu, karena kisah kelamnya diberikan nama Watu Mbeni (Batu yang mengamuk).


Umbu Makambombu, tokoh adat Kampung Praiyawang, Kecamatan Rindi, Kabupaten Sumba Timur berlatar belakang Kuburan Watu Mbeni - Foto : iNewsSumba.id/Dion. Umbu Ana Lodu

 

“Kuburan Watu Mbeni ini masuk ke Kampung Praiyawang sekitar tahun 1940-an. Dipahat dan ditarik dengan tenaga manusia beberapa kilometer dari sini. Saat ditarik itu dan tiba di jalan menurun, ada kesalahan aba-aba atau miskomunikasi sehingga ditarik lebih cepat, dan lalu menggelinding tak terkendali lalu melindas puluhan orang. Sekitar 50 sampai 60 orang jadi korban meninggal dunia. Kacau balau saat itu situasinya. Karena prosesnya yang memakan banyak korban jiwa, jadi kuburan ini disebut Watu Mbeni atau kalau diterjemahkan jadi Batu yang Mengamuk atau marah, walaupun mana ada batu yang marah atau mengamuk? tapi itulah historinya,” papar Umbu Makambombu.

Dalam Kuburan Megalit Watu Mbeni sendiri, lanjut Umbu Makambombu telah berisikan empat jenazah. Dimana jenazah yang terakhir dimasukan ke dalam kuburan itu adalah mendiang Umbu Kanabu Ndaung yang dimakamkan pada 25 Mei 2023 lalu. Jenazahnya digabungkan dengan Kakek dan Nenek serta saudara lelakinya yang telah meninggal puluhan tahun silam.

Waktu berganti hari, haripun berganti minggu, lalu minggu berganti bulan dan selanjutnya tahun, kisah kelam dibalik Kuburan Watu Mbeni tak kunjung sirna dan dilupakan. Begitupun rumah khas di Kampung Adat Praiyawang dan deretan kuburan megalitnya tetap menarik untuk diakrabi karena pesonanya tak pupus ditelan masa dan juga terpaan roda globalisasi dan modernisasi.   

Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network