Sabana Sumba, Surga yang Terancam Api dan Konversi Lahan

Kepala Desa Tebara, Marthen Ragowino Bira, melihat sabana bukan hanya soal ekologi, tapi juga peluang ekonomi. Ia mendorong pemanfaatan potensi lokal yang tetap ramah lingkungan. “Kebersihan harus dijaga, tapi ekonomi masyarakat jangan ditinggalkan,” pesannya.
Bagi masyarakat adat, sabana adalah nadi peradaban. Di sanalah ternak dipelihara, ritual adat dijalankan, dan cerita leluhur diwariskan. Kehilangan sabana sama artinya dengan memutus rantai sejarah.
Dalam forum tersebut, Wakil Bupati Sumba Barat, Thimotius Tede Ragga, juga menyinggung masalah sabana. Ia menyebut bahwa hutan dan sabana kini semakin sulit dipertahankan. “Kalau kita biarkan, generasi depan akan menanggung akibatnya,” katanya.
Diskusi yang diinisiasi WALHI NTT itu akhirnya menyepakati bahwa sabana harus mendapat perlindungan setara dengan ekosistem lain. Sebuah suara kolektif dari Ratewana menggema: sabana bukan padang kosong, ia adalah warisan yang harus dijaga.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu