get app
inews
Aa Text
Read Next : Hasil Laut Menurun, Nelayan Kawangu Sumba Timur Gelar Ritual Marapu di Pesisir Pantai

Kacuautang, Ritual Kampung Adat Wundut Menjaga Hutan

Sabtu, 29 Maret 2025 | 07:19 WIB
header img
Andung Marambanjawa, Khristian H Wali, 2 tokoh muda dampingi Lunggi Randa, Ketua Adat Kampung Adat Wundut, Kabupaten Sumba Timur, NTT. Warga tanam anakan pohon selepas ritual Kacuautang - Foto Kolase iNewsSumba

Tidak hanya itu, dalam ritual kacuautang itu juga disepakati bahwa selama lima tahun warga kampung tidak boleh menebang pohon dalam hutan termasuk untuk membangun rumah adat sekalipun.

“Anakan pohon yang di tanam yakni beringin, kapilut, surian dan injuwacu,” ujar Andung Marambanjawa.

“Kalau sudah ritual Kacuautang, baru sampai ada yang melanggar dengan menebang pohon atau merusak hutan kami yakini bahwa akan terkena musibah seperti tersambar petir atau dipatok ular,” Khristian H. Wali menambahkan.

Musibah tersambar petir atau dipatok ular, senada ketiga tokoh adat mengamini, tidak sebatas mitos namun pernah terjadi. Hal mana berdampak hingga kini warga tidak berani untuk kangkangi kesepakatan yang dibangun dalam ritual Kacuautang itu.  

Hutan, mata air, lahan pertanian dan padang pengembalaan sambung Lunggi Randa sejatinya kait mengait dalam kehidupan masyarakat Pulau Sumba dan khususnya Sumba Timur sejak dulu. Hal mana untuk mempertahankannya juga harus melibatkan Kabihu atau marga-marga yang terkait. 

“Melestarikan hutan, mata air, lahan pertanian dan padang pengembalaan sulit untuk dilakukan kalau sendiri-sendiri tapi perlu kebersamaan. Itu yang terus kami jaga di Kampung Adat Wundut ini,” timpal Lunggi Randa.

Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut