SUMBA TIMUR, iNewsSumba.id – Sumba Timur yang menjadi satu dari 4 Kabupaten di Pulau, NTT kaya akan tradisi adat dan budayanya. Upaya untuk melestarikannya terus dilakukan warga asli terutama penganut Marapu (Aliran kepercayaan asli di Pulau Sumba) sekalipun berhadapan dengan kencangnya roda globalisasi dan modernisasi. Salah satu tradisi yang masih ada walau jarang ditemukan adalah Tradisi Parina.
Adapun Parina merupakan kegiatan masyarakat adat di Pulau Sumba, khususnya di Kabupaten Sumba Timur yang punya nilai histori dan filosofisnya. Tidak hanya merupakan kegiatan yang lumrah dilaksanakan namun juga menjadi sebuah Kearifan Lokal yang terus terpelihara.
Secara kasat mata Parina merupakan cara masyarakat adat melakukan kegiatan merontok atau melepaskan bulir padi dari mayang atau tangkainya selepas dipotong dari sawah atau ladang dan kebun. Namun cara yang digunakan adalah dengan cara diinjak dengan hentakan kaki hingga terkesan bagai tarian dengan iringan lagu adat dan tradisi setempat bersama petikan jungga (alat musik petik kahs Sumba)
Tak hanya itu hentakan kaki saat menginjak juga dibarengi dengan pekikan khas Sumba Timur yang lazim dikenal dengan Kayaku dan Kakalaku oleh kaum perempuan. Pekikan khas itu dimaksudkan untuk memberikan semangat pada kaum lelaki yang menari dan menginjak padi guna melepas bulir padi dari mayangnya
Bahkan jika memungkinkan, jungga yang dipetik merupakan Jungga Humba (alat musik petik khas sumba dengan 2 senar) atau tidak hanya dengan alat musik petik khas Sumba yang miliki 4 senar yang oleh sebagian warga disebut dengan Jungga Hau.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu