get app
inews
Aa Read Next : Hujan Gerimis Tak Kuasa Halangi Pesona Alami Bukit Tanau Sumba Timur Dinikmati Alam Ganjar

Di Kampung Raja Prailu, Alam Disambut Tarian, Juga Beli Kain Tenun Bermotif Garuda dan Banteng

Rabu, 07 Februari 2024 | 16:02 WIB
header img
Alam Ganjar dan Stevano Rizki Adranacus, kenakan pakaian adat khas Sumba Timur disambut Tarian Harama saat memasuki pelataran Kampung Raja Prailiu-Foto :iNewsSumba.id

SUMBA TIMUR, iNewsSumba.id –Muhammad Zinedine Alam, putera tunggal Capres nomer urut 3 , Ganjar Pranowo mengunjungi Kampung Adat Prailiu, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur, NTT, Rabu (7/2/2024) siang lalu. Sekira pukul 10.30 WITA, pemuda 22 tahun yang akrab disapa Alam Ganjar itu memasuki lokasi wisata yang juga dikenal dengan Kampung Raja Prailiu itu.

Seturunnya dari mobil, Alam yang didampingi rekannya, Stevano Rizki Adranacus, pengusaha dan politisi muda NTT itu langsung menaiki sebuah rumah panggung warga untuk terlebih dahulu mengenakan pakaian adat khas pria Sumba Timur berbahan kain tenun ikat. Selanjutnya keduanya menuju ke Uma Huri (Rumah Adat) yang di depannya telah berdiri Tamu Umbu Pinggiai, tokoh adat Kampung  yang menunggu rombongan.

Sebelum bertemu langsung tokoh adat setempat, Alam dan rombongan disambut dengan tarian Harama dan Panggara Tau (Tarian penyambutan Tamu dan juga sapaan adat pada tamu khusus) di pelataran Kampung Adat. Setelahnya, barulah Tamu Umbu Pinggiai dan Alam serta Stevano berjabatan tangan dan menaiki rumah adat  dan disuguhi sirih dan pinang sebagai sajian pembuka bagi para tamu.

Usai menyantap penganan lokal, Alam dan Stevano melakukan ziarah ke makam para Raja Prailiu. Di tempat itu keduanya menyapa dan meminta ijin pada Raja-raja yang telah berpulang itu, dengan memberikan sirih serta pinang di sisi makam.

Disaksikan saat itu, Alam dan Stevano juga berkesempatan berdialog dengan para pengrajin tenun ikat perihal proses dan aneka kesulitan serta hambatan yang dihadapi para pengrajin dalam menghasilkan karyanya.  Alam nampak tertegun dengan penjelasan Karyawati Liwar, salah seorang penenun yang mengisahkan sebuah karya kain tenun ikat Sumba yang asli membutuhkan 42 tahapan juga memakan waktu minimal 8 bulan. Hal itulah yang kemudian menjadikan kain tenun ikat khas Sumba Timur menjadi sebuah maha karya dan harga jualnya tinggi.

Alam dan Stevano juga sempat mengunjungi Galery Tenun Ikat dan aksesoris khas Sumba yang juga berada di kawasan Kampung Adat Prailiu. Keduanya juga membeli aneka kain dan sarung adat. Alam dan Stevano juga spontan membeli kain tenun ikat bermotif Burung Garuda serta Banteng.

“Ambil Garuda dan Banteng, saya ambil satu, juga da di sana tadi saya mabil satu dan satu kain yang lebih kecil untuk ikat,” ujar Alam sembari mengepalkan tangannya usai membeli kain tenun ikat bermotif banteng dan garuda seharga Rp3 juta itu.

Alam didampingi Stevano menyatakan kekagumannya pada adat dan tata krama Sumba yang diperolehnya saat datang ke Kampung Raja Prailiu itu. Dirinya mengaku kaget dan tak menduganya.


Alam Ganjar didampingi Stevano Rizki Adranacus berdialog dengan Tamu Umbu Pinggiai, Tokoh Adat Kampung Raja Prailiu sesaat setelah berziarah di makam salah satu Raja Prailu - Foto : iNewsSumba.id

 

 

“Luar biasa tadi datang langsung disambut dengan begitu hangatnya. Langsung dipakaikan kain bermotif Patola Ratu. Juga disambut dengan tarian adat dan jubirnya. Eee, ternyata yang punya Jubir bukan hanya Capres tapi kita juga di sini. Kami juga disambut dengan ramah di Uma Huri tidak hanya oleh tokoh adat tapi juga mama-mama, remaja dan anak – anak,” jelas Alam menyampaikan kesannya.

Alam juga mengaku telah menerima harapan para pengrajin tenun ikat setempat . Yang mana sebutnya berkutat pada  permasalahan umumnya UMKM.

“Karyanya luar biasa, produksi tidak kurang, hanya itu kalau kita bicara UMKM itu tidak jauh dari masalah akses permodalan, pendampingan terkait dengan kewirausahaan dan juga pemasaran,” tandas Alam.

“Kami senang dan bangga dikunjungi oleh Mas Alam dan rombongan karena tentu akan menambah semangat kami dalam melakukan aktifitas menenun. Selain itu juga tentunya mengenalkan dan mempertahankan adat dan budaya khas kami di sini. Kami harap mereka bisa juga mengajak dan memprosikan kampung adat ini ke teman, keluarga dan masyarakat lainnya,” tandas Tamu Umbu Pinggiai, ketika ditanya kesan dan harapannya.   

Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu

Follow Berita iNews Sumba di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut