SUMBA TIMUR, iNewsSumba.id – Sejumlah anggota legislatif diantaranya Ali Oemar Fadaq yang juga menjabat sebagai Ketua DPRD Sumba Timur, serta para wakil rakyat lainnya seperti Abdul Haris, Joshua Maudjawa serta Tomi Umbu Pura, mulanya tak menduga akan mendapatkan keluhan spontan dari Yeni Ata Kuni, Kamis (15/11/2023) siang jelang sore lalu. Nama terakhir mengeluhkan tingginya harga gula pasir sejak beberapa hari terakhir.
“Heran saya Pak, kok bisa kita disini ada pabrik gula tapi harga gula naik terus. Percuma saja kalau begitu.Tadi malam saya beli 1 kilo sudah harga 18 ribu,” ungkap Yeni sembari memindahkan kacang rebus jualannya yang diorder para wakil rakyat dan wartawan dari wadah ember ke sejumlah kresek.
Yeni yang mengaku berasal dari Desa Tana Tuku, Kecamatan Ngagaha Ori Angu, dan indekost di Wara, Kecamatan Kota Waingapu itu menyatakan pada 2 atau 3 hari sebelumnya harga gula pasir masih Rp17 ribu. Bahkan sebeut dia minggu sebelummnya masih bisa dibeli Rp16.500/kilogramnya. Keluhan dan paparannya itu hanya ditanggapi senyum oleh sejumlah legislator itu.
Naiknya harga gula pasir juga dikeluhkan warga lainnya di Kelurahan Kambaniru, Kecamatan Kambera. Warga yang sering membeli gula pasir dalam kemasan zak (50 kilogram) kala ditemui iNews.id mengatakan, harganya kini mencapai Rp840 ribu/zak. Bahkan ada pula yang mengaku membeli dengan harga Rp845 ribu/zaknya.
Warga yang wanti –wanti agar identitasnya tidak terpublish sehubungan dengan usahanya sebagai Peracik Miras Lokal itu menaruh harapan agar harga gula pasir bisa lebih rendah. Karena dengan harga gula pasir itu membuat mereka harus menaikkan harga jual miras produksi mereka namun di sisi lain sulit diterima para konsumennya.
“Yaa kalau bisa lebih murah, kalau kita yang usaha Peci (Panaraci, miras lokal Sumba) ini hanya kecil-kecilan tentu akan rasa sekali dampaknya. Benar sudah, kita ada pabrik gula di Wanga sana tapi harga gula masih tinggi,” ungkap seorang ibu rumah tangga, yang menjalankan usaha meracik miras guna membantu suaminya yang pekerja serabutan itu ketika ditemui Sabtu (18/11/2023) pagi lalu.
Salah satu sudut kawasan perkebunan dan industri PT Muria Sumba Manis (MSM) di Desa Wanga, Kecamatan Umalulu, Kabupaten Sumba Timur - Foto : iNewsSumba.id
Untuk diketahui, Kabupaten Sumba Timur, merupakan satu-satunya wilayah di NTT yang miliki perkebunan tebu dan pabrik gula pasir. Perkebunan tebu dan pabrik gula yang beroperasi di Desa Wanga, Kecamatan Umalulu itu bahkan telah mulai memproduksi gula pasir sejak akhir 2021 lalu. Perusahaan dimaksud yakni PT Muria Sumba Manis (MSM) yang kini terus berkembang luasan lahan yang ditanami tebu, juga tentunya terus meningkatkan produksinya plus menambah jumlah pekerjanya yang terus dioptimalkan serapannya berasal dari warga lokal itu.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu