Bupati mengatakan tahun 2023 memang terindikasi gejolak kenaikan harga pangan sebagai dampak elnino atau perubahan iklim.
“Tahun 2023 ini kita diperhadapkan dengan indikasi gejolak kenaikan harga pangan akibat dampak elnino atau perubahan iklim. Tentunya akan mengakibatkan gagal panen yang akan berdampak pada ketersediaan pangan. Maka kita bentuk sinergitas dan kolaborasi dengan pemerintah pusat, Perum Bulog, Pos Indonesia, BUMD, dan BUMN melalui Badan Pangan Nasional,” papar Khristofel.
Diakui Khristofel, bantuan oangan yang diberikan hanya membantu warga dalam jangka pendek. Karena itu diharapkan para camat dan kepala desa untuk berperan aktif dalam menghadirkan KPM untuk menerima bantuan.
“Ke depannya Pemerintah akan membuat program dan juga tingkat prevelensi stunting yang tinggi agar dapat menuntaskan masalah pangan dan gizi. Jadi kita fokus dan berkesinambungan oleh stakeholder melalui Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Sumba Timur,” pungkas Khristofel.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu