get app
inews
Aa Read Next : Jangan Lewatkan, Besok di Kota Waingapu Ada Karnaval Selebrasi Paskah Oikumene

Desa Wisata Tangguh di Sumba Timur Diabadikan dalam Buku dan Video Pembelajaran

Minggu, 20 November 2022 | 22:25 WIB
header img
Peluncuran buku dan video pembelajaran Desa Wisata Inklusif, Tangguh Bencana dan Adaptif Sumba Timur - Foto : Dion Umbu Ana Lodu

SUMBA TIMUR, iNewsSumba.id – Seiring dengan tumbuh kembangnya sektor pariwisata di Sumba Timur, selain perlu dibarengi dengan kesiapan sarana prasarana juga tentunya peningkatan dan kesiapan SDM - nya. Pariwisata harus memberi dampak positif yang signifikan bagi warga sekitar obyek wisata tanpa perbedaan.

Adalah Konsorsium UPKM/CD Bethesda YAKKUM, SOPAN Sumba dan Yayasan KOPPESDA Sumba selama 9 bulan melakukan pendampingan dan pembinaan dalam Proyek Penguatan Desa Wisata Tangguh, Inklusif, dan Adaptif SIAP SIAGA Sumba Timur (PUSAKA SIAP SIAGA). Ada 4 wilayah yang jadi sasaran program ini. Dan untuk memberi gambaran hasilnya dan juga pembelajaran bagi desa lain dan sejarah bagi generasi mendatang, konsorsium ini meluncurkan buku dan video pembelajaran.

Desa persiapan Tanggedu yang miliki potensi wisata alam air terjun, Kelurahan Prailiu dengan Kampung Adatnya, Kelurahan Watumbaka dengan eksotika Pantai Walakeri serta Desa Pambotanjara dnega keunikan Bukit Laiuhuk – Warinding menjadi wilayah dampingan konsorsium yang lugas disajikan dalam buku dan video yang diluncurkan di Aula Gereja Kristen Sumba (GKS) Waingapu, Kamis (17/11/2022) lalu.

“Buku yang diluncurkan konsorsium ini menunjukan aksi nyata yang dilakukannya bersama warga desa wisata. Dimana secara gamblang digambarkan program peningkatan kapasitas pelaku wisata di Sumba Timur. Warga sasaran dibimbing untuk menjadikan desanyan menjadi daerah wisata yang tangguh bencana, inklusif, juga adaptif,” jelas Arshinta, Direktur PKMK YAKKUM, sebagai salah satu penanggap buku yang hadir secara daring itu.

Ditambahkannya, apa yang dilakukan konsorsium telah mengaplikasikan dalam aksi nyata, tidak sebatas biacara. Walau diakuinya ada ragam hambatan yang memang harus dihadapi dimasa lalu maupun mendatang. “Hambatan sikap dan hambatan kebijakan yang paling banyak ciptakan kondisi diskriminasi bagi kelompok rentan. Namun smeuanya harus dihadapi dalam sebuah komitmen yang didaraskan pada program pembangunan yang inklusif, tangguh serta adaptif,” timpal Arshinta.

Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu

Follow Berita iNews Sumba di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut