SUMBA TIMUR, iNewsSumba.id – Genderang perang terhadap stunting di Propinsi NTT terus digalakan oleh pemerintah setempat. Persoalan stunting tidak bisa hanya diatasi atau dihadapi oleh pemerintah namun perlu sinergitas ragam elemen. Kondisi hingga Agustus 2022, angka stunting di NTT masih cukup banyak yakni mencapai 77. 338 balita.
Demikian paparan Sekretaris BKKBN Propinsi NTT, Margaretha Rumondur di aula Gereja Kristen Sumba jemaat Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Rabu (16/11/2022).
“Penyebab utama stunting adalah kekurangan asupan gizi dalam tingkatan kronis pada janin sejak dalam kandungan ibu, hingga masa awal anak lahir. Dan kecenderungannya baru nampak ketika anak berusia dua tahun,” urai Margaretha.
Menyikapi masih banyaknya balita yang alami stunting, tidak bisa hanya mengharapkan peran pemerintah semata. Peran elemen masyarakat lainnya termasuk para kader posyandu, sektor swasta, tokoh masyarakat dan agama sangatlah dibutuhkan.
“Pak Gubernur dan Wakil Gubernur menyatakan bahwa perang terhadap stunting perlu kerja ekstra apalagi masa jabatan tinggal 10 bulan. Karena harapannya ditahun 2022 sudah zero stunting. Kerja ekstra atau out of the box perlu dilakukan oleh kita semua,” tandasnya dalam kegiatan Konsolidasi dengan pemangku kepentingan tingkat daerah melalui program Prioritas Nasional pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) untuk pencegahan stunting di Sumba Timur.
Terselenggaranya kegiatan ini dengan melibatkan mitra kerja komisi IX DPR – RI yakni Ratu Ngadu B. Wulla yang diwakili oleh tenaga ahlinya Jakub Katoda Keremata, selain dihadiri oleh unsur OPD juga diikuti oleh lebih dari 200 peserta yang terdiri dari ibu hamil dan ibu dengan anak di bawah dua tahun, Kader Posyandu, orang tua dengan anak balita serta remaja dan tokoh agama.
Jakub Katoda Keremata, dalam paparannya juga menyatakan penurunan angka stunting perlu dilakukan secara integratif. Selain itu sebut dia perlu dilakukan secara holistik, berkualitas dalsm semangat sinergitas dan sinkronisasi multi elemen.
Kegiatan ini dibuka oleh Umbu Maramba Meha, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Sumba Timur. Hadir pula memberikan arahan dan sambutan yakni perwakilan Keuskupan Weetabulla, Romo Yakobus Lodo Mema dan Pendeta Aprianus Meta Djangga Uma, mewakili Sinode Gereja Kristen Sumba.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu